Malang (Antara) Jatim - Universitas Brawijaya Malang, Selasa, mengukuhkan empat orang guru besar sekaligus, yakni satu guru besar dari Fakultas Pertanian, dua dari Fakultas Teknologi Pertanian dan satu lainnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Keempat guru besar yang dikukuhkan itu adalah Prof Yunianta (Fakultas Teknologi Pertanian), Prof Titiek Islami (Fakultas Pertanian), Prof Wignyanto (Fakultas Teknologi Pertanian) dan Prof Noermijati dari FEB.

"Kami ini produk guru besar 2015 dan pengukuhannya juga dilakukan bersama-sama," kata Prof Titiek Islami di sela pengukuhannya bersama tiga guru besar lainnya di Gedung Widyaloka kampus setempat.

Dari empat guru besar yang dikukuhkan tersebut, hanya Prof Titiek Islami yang pengurusan gelar profesornya paling cepat, yakni hanya enam bulan. Sedangkan tiga guru besar lainnya dilakukan sejak 2010 dan SK-nya turun bersamaan pada 2015.

Prof Titiek Islami dalam pidato pengukuhannya mengambil judul "Peningkatan dan Keberlanjutan Hasil tanaman Ubi kayu (Manihot Esculenta Crantz) dengan pendekatan Ekofisiologi Tanaman. Sedangkan Prof Noermijati dari FEB, pidato pengukuhannya berjudul "Tanggapan Persaingan di Era Global melalui Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Pengelolaan pada Keragaman".

Sedangkan Prof Wignyanto mengambil judul "Problematika Limbah Deterjen dan Solusinya dengan Biodegradasi dan Bioremediasi", serta Prof Yunianta mengambil judul "Peningkatan Nilai Tambah Bahan Hasil Pertanian dengan Mamafaatkan Proses Ensimatis".

Wakil Rektor I Universitas Brawijaya, Prof Dr Ir Kusmartono menyatakan pihaknya terus mendorong percepatan guru besar di kampus tersebut. Dengan dikukuhkan empat guru besar orang tersebut, UB memiliki 224 guru besar.

"Namun jumlah itu belum mencapai 20 persen. Tahun ini ada 12 doktor lagi yang terus kami dorong agar segera menjadi guru besar. Memang untuk memperoleh gelar tertinggi akademik (guru besar) tidak mudah, ada persyaratan yang sulit, di antaranya adalah persyaratan di Kemenetrian Ristek dan Dikti, yakni harus ada publikasi di jurnal internasional terindeks Scopus," katanya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016