Tulungagung,  (Antara Jatim) - Aktivitas perburuan penyu laut diduga marak terjadi di kawasan pesisir selatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur sebagai dampak lemahnya pengawasan dari otoritas kelautan seperti Polairut, syahbandar serta dinas kelautan dan perikanan setempat.

"Nelayan bisa dengan mudah menangkap untuk dikonsumsi ataupun dijual ke pembeli karena secara geografis beberapa kawasan pesisir ini jauh dari otoritas kepelabuhanan," kata Junaidi, masyarakat nelayan di Teluk Sine, Tulungagung, Rabu.

Kendati mengaku tidak ada nelayan yang secara khusus mencari penyu laut, Junaidi menyebut aktivitas penangkapan jenis satwa langka dan dilindungi tersebut acap kali terjadi.

Menurut dia, tidak adanya sosialisasi yang intensif dan lemahnya penegakan regulasi terkait larangan perburuan sejumlah spesies laut yang masuk kategori langka dan dilindungi menyebabkan nelayan leluasa melakukan penangkapan.

"Tidak hanya penyu laut, ada juga nelayan yang menangkap hiu atau lumba-lumba padahal secara regulasi tidak diperbolehkan (menangkap)," ujarnya.

Koresponden Antara di Tulungagung menyaksikan sendiri aktivitas penangkapan penyu laut jenis lekang (lepidochelys olivacea) di Pantai Sine pada Jumat (8/4).

Penyu dengan panjang sekitar 60 centimeter dan diperkirakan berusia belasan tahun menurut versi nelayan itu diangkut ke pantai lalu di bawa ke salah satu rumah penduduk yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai.

"Penyu seperti itu biasanya dikonsumsi sendiri oleh nelayan bersama keluarganya, karena dagingnya yang terkenal lezat, berprotein tinggi serta memiliki beberapa khasiat tertentu," tutur Basori, warga sekitar.

Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokwasmas) Mitra Usaha di pesisir Pantai Sine, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung Jupriyanto mengakui masih ada beberapa nelayan yang melakukan perburuan atau penangkapan satwa dilindungi, baik di darat maupun laut.

"Beberapa spesies bahkan sudah tidak ada lagi karena aktivitas perburuan di daerah sini tidak ada regulasi yang jelas," ujarnya.

Sementara itu, aktivis lingkungan di Tulungagung Anang Basori mendesak dinas kelautan dan perikanan setempat aktif melakukan pembinaan terhadap nelayan.

Menurutnya, selain sosialisasi dan penegakan regulasi perlu pula difasilitasi terbentuknya kelompok masyarakat pesisir yang peduli terhadap pelestarian ekologi kelautan di sekitar Pantai Sine maupun kawasan pesisir lain yang secara geografis jauh dari otoritas kepelabuhanan.

"Misal, dengan membentuk kelompok yang peduli lingkungan dengan membuat kawasan penangkaran penyu dan lain sebagainya. Jika tidak, perburuan masih akan terus terjadi dan nantinya beberapa satwa benar-benar punah," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016