Kediri (Antara Jatim) - Sekitar 200 kepala keluarga (KK) di Dusun Karangnongko, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, terisolir yang disebabkan tiang jembatan jembatan penghubung di dusun itu rusak diterjang luapan air dari lereng Gunung Kelud (1.731 mdpl). 
     
"Jembatan ambrol dan sudah ditutup karena membahayakan. Jika ingin ke dusun, warga harus memutar dulu sekitar 2 kilometer baru sampai," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Hariwahyu di Kediri, Rabu.
     
Ia mengatakan, tiang jembatan dengan lebar 4 meter itu terhanyut air, sehingga kondisi jembatan mengkhawatirkan. Jembatan itu menghubungkan Dusun Karangnongko, Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten dengan desa lainnya di desa itu. 
     
Jembatan itu sudah tidak diperbolehkan lagi dilewati, sebab kondisinya berbahaya jika dilewati. Jembatan tersebut juga rawan amblek. Warga terpaksa memutar lewat di Desa Sidomulyo, Kecamatan Puncu menuju Dusun Karangnongko, Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten tersebut. 
     
Hariwahyu mengatakan jika cuaca turun hujan dengan sangat deras, hal itu bisa berbahaya. Sebab, luncuran air dari kawasan Gunung Kelud sangat deras, bahkan air juga membawa beragam material sisa erupsi seperti batu dengan beragam ukuran baik kecil ataupun besar dan pasir.
     
Ia mengatakan salah satu desa yang lokasinya dekat dengan Gunung Kelud adalah Dusun Karangnongko, Desa Sumberagung, Kecamatan Plosoklaten tersebut. Lokasi itu juga dekat dengan Sungai Ngobo yang merupakan jalur lahar. 
     
Di Kecamatan Plosoklaten, selain Dusun Karangnongko yang dekat dengan lokasi Gunung Kelud, juga terdapat satu desa yang dilewati jalur lahar, yaitu Desa Trisulo. 
     
Namun, Hariwahyu menegaskan sampai saat ini kondisi sudah baik. Pemerintah mengimbau masyarakat berhati-hati terlebih lagi ketika hujan turun dengan intensitas sangat deras untuk tidak mendekati aliran lahar kelud. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016