Malang, 20/2 (Antara) - Densus 88 mengamankan beberapa orang yang  diduga teroris saat tengah mengendarai mobil Xenia warna perak (silver) berpelat nomor luar Malang di Jalan Raya Ngijo Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat malam.
 
Proses penangkapan dan penghadangan mobil  yang diduga berisi anggota teroris itu terjadi seperti sebuah drama film yang terdengar beberapa kali tembakan peringatan. Orang yang ditangkap itu diduga teroris jaringan Santoso,  Poso, Sulawesi Tengah.

Menurut informasi, sebuah mobil Xenia warna silver pelat luar Malang dihentikan oleh satu unit motor, namun Xenia tidak kunjung berhenti, bahkan sempat menabrak. Kemudian muncul Avanza hitam pelat B menabrak dari sisi kanan, sehingga mobil oleng dan bamper melintang di jalan serta membuat macet ruas Jalan Ngijo.

Tidak lama berselang muncul pasukan berpakaian preman bersenjata meminta pengemudi dan penumpang mobil Xenia untuk tidak melawan dan tiarap. Selanjutnya, datang ELF jetbus putih pelat B datang dan menurunkan pasukan preman berlaras panjang. Mereka memaksa penumpang Xenia menyerah, bahkan sempat terdengar tiga kali suara tembakan.

Berdasarkan informasi, ada empat terduga teroris yang diamankan oleh anggota Densus 88 dan dibawa ke Mako Brimob. "Saya memang sempat mendengar ada ramai-ramai seperti ada kejadian gawat gitu dan ketika saya keluar rumah memang ada mobil seperti kejar-kejaran," kata salah seorang warga Ngijo yang sempat menyaksikan peristiwa penangkapan tersebut, Ferdian.

Ia menerangkan, selain mendengar tiga kali tembakan peringatan, dirinya juga sempat melihat ada beberapa orang dibawa masuk ke mobil lainnya oleh polisi, namun ia mengaku kurang jelas berapa jumlahnya dan akan dibawa kemana.

Sementara itu, Kapolres Malang AKBP Yudo Nugroho Sugianto SIK MHum membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di wilayah hukumnya. "Akan tetapi, peristiwa penangkapan seperti apa dan siapa yang ditangkap itu siapa, kami masih menunggu rilis dari Mabes Polri," ujarnya.

Informasinya terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Jalan Raya Ngijo Karangploso itu salah satunya berinisial ARW (40) dan pernah menjadi PNS di lingkungan Pemkab Malang. ARW tinggal di Perumahan Griya Permata Alam Blok JM-7 Rt 7/ Rw 11 Desa Ngijo Kecamatan Karangploso.

Ketua RT 7 RW 11 Desa Ngijo, Wiji mengakui jika Densus 88 memang mendatangi rumah terduga teroris tersebut, namun tidak sampai masuk ke rumah tersebut. "Iya tadi ke sana, tapi tidak sampai masuk ke dalam rumah," ujar Wiji, Sabtu (20/2).

Ia mengatakan, ARW pernah menjadi PNS di lingkungan Pemkab Malang dan tinggal di perumahan itu sekitar tujuh tahun, namun pekerjaan yang ditekuninya saat ini adalah sebagai penjual gado-gado keliling.

"Saya terakhir melihat ARW pada siang hari saat sedang membeli tabung LPG di toko yang tak jauh dari rumahnya. ARW tinggal bersama istri dan anak laki-lakinya yang masih berusia lima tahun," ucapnya.

Sementara itu, Danramil Karangploso Kapten Abd Kodir mengatakan, jika keluarga ARW masih berada di dalam rumah. "Masih berada di dalam rumah, bersama anaknya," ujarnya.

Saat ini kawasan perumahan tempat tinggal ARW masih dijaga ketat oleh polisi dan kawasan Perumahan Green Hills Residence blok Kamboja yang diduga sebagai tempat penyimpanan bom, sehingga menjadi sasaran penggeledahan oleh kepolisian dari Polda Jatim.

"Rumah yang ada di perumahan ini masih belum ada RT dan hanya ada 20 kepala keluarga. Selain itu kawasan perumahan ini juga dikenal sebagai tempat transit yang terbuka, sehingga tidak bisa dilacak dari catatan RT maupun RW," kata Kepala Desa Ngijo Mahdi Maulana yang berada di lokasi .(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016