Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan sudetan Bengawan Solo di Plangwot-Sedayu Lawas, Lamongan, mampu mengalirkan debit banjir secara normal ke Laut Jawa.

"Sudetan Plangwot berfungsi normal, mampu mengalirkan debit banjir Bengawan Solo sekitar 645 meter kubik per detik," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Rabu. 
     
Oleh karena itu, menurut dia, luapan banjir Bengawan Solo di daerah hilir, Bojonegoro, yang sempat mencapai siaga II, juga naiknya air di Ngawi, bisa dengan cepat surut, hingga sekarang di bawah siaga banjir.
     
"Sudetan Plangwot ke Laut Jawa mampu memotong puncak banjir, sehingga genangan banjir di hilir, Jawa Timur, bisa lebih cepat, jika tanpa sudetan," ucapnya, menegaskan.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan semua pintu sudetan Bengawan Solo di Plangwot-Laren, Lamongan, sepanjang 13,4 kilometer, sebagai antisipasi kalau sewaktu-waktu Bengawan Solo meluap, sejak masuk musim hujan lalu. 
     
Data di UPT Bengawan Solo, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro sudah dibawah siaga banjir dengan ketinggian air  12,98 meter, Rabu pukul 18.00 WIB  
     
Demikian pula ketinggian air di daerah hilirnya, mulai Babat, Plangwot/Laren, Karanggeneng, dan Kuro, juga turun, masing-masing 7,87 meter (siaga II), 5,64 meter (siaga III), 4,25 meter (siaga II) dan 2,02 meter (siaga II).    
     
"Posisi ketinggian air laut wajar, sehingga air banjir Bengawan Solo bisa mengalir normal, karena tidak sedang bulan purnama. Kalau bulan purnama, maka air laut pasang, sehingga menghambat perjalanan air banjir," paparnya.
     
Petugas Pompa Banjir dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Operasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) III di Bojonegoro Andik Prasetyo, menjelaskan pompa banjir untuk mengatasi genangan banjir perkotaan di tiga lokasi sempat difungsikan beberapa jam, dalam dua hari ini.
     
"Ketika hujan deras mesin pompa kami fungsikan, tapi setelah reda dimatikan, sebab genangan di perkotaan tidak terlalu tinggi," ucapnya.
     
Ia menyebutkan kapasitas dua unit mesin pompa banjir di Kelurahan Karangpacar, masing-masing 750 liter per detik. Selain itu, di lokasi setempat juga ada dua unit pompa air milik Dinas Pengairan, dengan kapasitas masing-masing 500 liter per detik.
     
Di rumah pompa banjir di Desa Banjarjo, ada dua unit pompa, kapasitasnya masing-masing 1.500 liter dan di Desa Ledokkulon, keduanya di Kecamatan Kota, juga ada dua unit pompa yang kapasitasnya masing-masing 750 liter per detik. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016