Bondowoso (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mencatat penderita chikungunya di daerah itu terus bertambah dan desa yang terjangkit juga meluas.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso Arief Soedibyo di Bondowoso, Rabu mengatakan kalau sebelumnya ada 228 penderita, kini menjadi 253 orang.
"Kami mendapatkan laporan dari Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Kecamatan Tapen, selain jumlah penderita bertambah, wilayahnya juga bertambah dari enam desa menjadi delapan desa," katanya.
Ia menjelaskan kedelapan desa itu semuanya ada di Kecamatan Tapen, yakni Desa Gunung Anyar, Cindogo, Kali Tapen, Taal, Mrawan, Wonokusumo, Jurang Sapi, dan Desa Mangli Wetan.
Sementara Kepala Puskesmas Tapen dr. Retno Warasati mengatakan penyakit chikungunya awalnya hanya menyebar di satu desa, yaitu Desa Gunung Anyar, namun sejak dua minggu lalu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aides aygepti ini meluas di delapan desa.
"Saat ini wabah chikungunya juga diikuti dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Di Puskemas Tapen, saat ini ada sembilan penderita DBD yang sedang menjalani perawatan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Imron menyebutkan bahwa pihaknya menetapkan kejadian luar biasa (KLB) chikungunya khusus untuk Kecamatan Tapen.
Penetapan status KLB itu, katanya, karena angka penderita chikungunya mencapai 228 orang dan kini meningkat menjadi 253 orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso Arief Soedibyo di Bondowoso, Rabu mengatakan kalau sebelumnya ada 228 penderita, kini menjadi 253 orang.
"Kami mendapatkan laporan dari Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Kecamatan Tapen, selain jumlah penderita bertambah, wilayahnya juga bertambah dari enam desa menjadi delapan desa," katanya.
Ia menjelaskan kedelapan desa itu semuanya ada di Kecamatan Tapen, yakni Desa Gunung Anyar, Cindogo, Kali Tapen, Taal, Mrawan, Wonokusumo, Jurang Sapi, dan Desa Mangli Wetan.
Sementara Kepala Puskesmas Tapen dr. Retno Warasati mengatakan penyakit chikungunya awalnya hanya menyebar di satu desa, yaitu Desa Gunung Anyar, namun sejak dua minggu lalu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aides aygepti ini meluas di delapan desa.
"Saat ini wabah chikungunya juga diikuti dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Di Puskemas Tapen, saat ini ada sembilan penderita DBD yang sedang menjalani perawatan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Imron menyebutkan bahwa pihaknya menetapkan kejadian luar biasa (KLB) chikungunya khusus untuk Kecamatan Tapen.
Penetapan status KLB itu, katanya, karena angka penderita chikungunya mencapai 228 orang dan kini meningkat menjadi 253 orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016