"Rasanya aneh saja," ucap Sony, warga Surabaya yang asyik menyantap Rujak Soto, makanan khas Banyuwangi, Jawa Timur, 9 Januari 2016.

Komentar "aneh" itu meluncur dari mulut ayah dua anak itu, karena dirinya selama ini hanya merasakan rujak dan soto dalam sajian yang berbeda.

Namun, kedua menu itu justru ada dalam satu mangkok yang dinikmati bersama keluarganya di pujasera di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi.

"Malah, bukan cuma rujak dan soto, tapi rujak, soto, dan bakso, karena saya juga diberi sebuah pentol dan tahu, jadi tambah aneh," tuturnya.

Kendati merasakan "keanehan" itu, Sony mengaku semangkok rujak soto itu pun disantap habis. "Ya, akhirnya terbiasa juga," timpalnya.

"Keanehan" yang mengagetkan serasa "bom" juga diungkap warga Jember, Ny Ira. "Ya, memang begitu itu rujak soto, itu memang makanan khas Banyuwangi," tukasnya.

Bahkan, kedua anaknya pun menikmatinya dengan lahap hingga dua porsi.

"Semula, anak saya penasaran dan sekadar incip, tapi setelah merasakan justru sangat menyukai dan minta tambah," ujarnya.

Mendengar komentar para pembeli itu, sang penjual rujak soto di Pujasera Pantai Boom itu, Ny Endang, mengaku bersyukur.

"Syukurlah kalau enak, jadi bisa laku keras. Itu (rujak soto) memang makanan asli Banyuwangi, meski ada petis Madura di dalamnya," ungkap penjual asal Lateng, Singotrunan, Banyuwangi itu.

Ibu dari dua anak yang berjualan rujak soto secara turun temurun dari sang kakek itu mengaku cara meracik makanan khas itu cukup mudah.

"Kacang, petis, pisang kelothok, garam, dan gula 'diuleg' jadi satu, lalu dicampur dengan sayur kangkung, kecambah, dan lontong seperti layaknya rujak uleg," paparnya.

Selanjutya, rujak itu ditaruh di dalam mangkok dan disiram dengan soto babat. "Bagi yang suka pedas, tinggal menambahkan cabai saat diuleg," ulasnya. Mau ?! (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016