Gresik, (Antara Jatim) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mendukung penuh rencana Kementerian Agama yang akan memperbaiki citra Nabi Muhammad di dunia pendidikan Islam.
"Iya saya dukung penuh hal itu, dan jangan sisi perangnya saja yang ditonjolkan penuh, namun harus ada peradabannya. Meski demikian sisi perang juga tetap ada," kata Said usai bersilaturahmi dengan jamaah NU Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa.
DIa mengemukakan Rasulullah SAW dalam kurikulum selama ini cenderung ditonjolkan sebagai pribadi yang gemar perang daripada sebagai individu toleran dan penyebar kasih sayang.
Dalam materi ceramahnya, Said juga menyebutkan yang membedakan Indonesia dengan negara lain, khususnya Timur Tengah adalah, adanya sisi saling menghargai antarmanusia di bumi Nusantara ini.
"'Hubbul waton minal iman' (cinta negara adalah bagian dari iman) itu yang membedakan kita dengan negara lain, khususnya negara Arab atau Timur Tengah. Dan kita akui bahwa di negara ini sering ada konflik, tapi cepat selesai karena adanya saling menghargai," katanya.
Ia mengatakan, konsep Islam yang perlu dibangun tidak dengan kekerasan atau perang, namun harus santun dan menyatu dengan budaya dan menghargai perbedaan, atau dengan istilah lain adalah "Islam Nusantara".
Sebelumnya dalam kesempatan berbeda, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku bahwa Kemenag akan memperbaiki citra Nabi Muhammad di dunia pendidikan Islam, sebab selama ini cenderung ditonjolkan pribadi yang gemar perang daripada sebagai individu toleran dan penyebar kasih sayang.
"Dari riset Litbang Kemenag diketahui jika siswa mempersepsikan Rasul sebagai sosok yang senang berperang daripada kebaikan yang lainnya," kata Lukman.
Menurutnya materi pendidikan "sirah nabawiyah" di kelas lebih banyak diceritakan soal berbagai perang yang melibatkan Nabi Muhammad seperti Perang Badar dan Perang Uhud.
Namun, kata Lukman, sisi lain dari Nabi Muhammad justru kurang terekspos seperti tentang keteladanan Rasulullah SAW yang mengajarkan kasih sayang dan toleransi.
Oleh karena itu, kata Lukman, pihaknya akan merancang rumusan besar tentang pelajaran keagamaan yang bisa membuat generasi muda lebih memahami inti dari agama itu sendiri.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016