Bondowoso (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mengusulkan pengubahan nama Kecamatan Sempol menjadi Kecamatan Ijen terkait pengembangan sektor pariwisata di masa mendatang.
     
"Ini hanya merespons aspirasi masyarakat yang kemudian kami buat raperda-nya untuk disampaikan ke dewan," kata Bupati Bondowoso Amin Said Husni ketika ditemui seusai sidang paripurna DPRD penetapan Perda ABPD 2016 di Bondowoso, Jawa Timur, Kamis.
     
Selain menjawab keinginan masyarakat untuk menjadikan nama Kawah Ijen yang terkenal dengan fenomena "api biru"-nya hingga ke mancanegara, hal itu juga diharapakan berdampak positif bagi pengembangan potensi wisata Ijen dan sekitarnya.
     
"Kami harapkan dengan perubahan nama itu bisa lebih mudah untuk mengeksplor potensi di kawasan Ijen dan kami bisa lebih fokus mengembangkan hal itu," katanya.
     
Saat menyampaikan nota penjelasan raperda, Amin mengatakan bahwa pengajuan pengubahan nama menjadi Kecamatan Ijen itu untuk memudahkan penataan bidang pariwisata ke depan.
     
Sementara itu Ketua DPRD Bondowoso Ahmad Dhafir mengaku setuju jika dikatakan bahwa pariwisata merupakan salah satu masa depan bagi pengembangan Bondowoso.
     
"Saya yakin Sempol dalam lima tahun ke depan akan mampu mengalahkan Batu (di Malang). Hanya saja saat ini potensi wisata di Bondowoso, khususnya di sekitar Ijen belum dipromosikan secara maksimal. Sekarang baru sebatas pengenalan," katanya.
     
Ia mengakui bahwa banyak potensi wisata yang dimiliki kabupaten penghasil tapai itu. Hanya saja masyarakat belum banyak mengenal, termasuk warga Bondowoso sendiri.
     
"Di kawasan Sempol itu ada air terjun yang airnya langsung ditelan bumi. Ini mungkin satu-satunya di dunia. Masih banyak air terjun lainnya. Ini kalau dikembangkan akan berdampak bagus bagi masyarakat," ujarnya.
     
Sementara itu terkait Kawah Ijen, banyak wisatawan mancanegara yang tertarik naik ke kawah itu lewat jalur Bondowoso. Para turis itu menginap di sejumlah hotel di Kota Bondowoso, kemudian tengah malam berangkat ke atas untuk bisa menyaksikan fenomena api biru.
     
Edy Sukarnadi DS, pemandu wisata spesialis Kawah Ijen, mengatakan pada musim liburan, ia bisa jarang istirahat karena banyaknya wisatawan mancanegara yang hendak naik ke kawah penghasil belerang itu.
     
"Mengantar turis ke Kawah Ijen itu memang memerlukan tenaga yang ekstra, tapi kami sangat senang bisa melayani mereka," katanya. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016