Surabaya, (Antara Jatim) - Tanggal 18 Januari 2016 akan dicatat dalam sejarah bangsa ini sebagai tanggal pembuktian bahwa Indonesia mampu membuat kapal canggih yang kali pertama diekspor, yakni ke Filipina dengan tipe "Strategic Sealift Vessel" (SSV).

Pengakuan negara asing terhadap kemampuan anak bangsa dalam bidang kecanggihan kapal perang ini rencananya juga tidak akan disia-siakan Presiden Joko Widodo.

Sebab, presiden yang akrab dipanggil Jokowi ini berencana hadir menyaksikan peluncuran kapal pertama yang mampu melaju selama 30 hari dengan jarak 9.360 mill laut, dan kecepatan maksimal 16 knot.

"Kami masih menunggu konfirmasi dari beliau (presiden), sebab peluncuran ini sekaligus menjadi bagian dari uji coba pertama bagi kapal perang canggih buatan anak bangsa," kata Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Edy Widarto di Surabaya.

Menurut Edy, kapal pesanan Filipina itu didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter dan mampu mengangkut 500 pasukan serta bobot hingga 10.300 ton.

Selain itu, kapal tersebut juga mampu membawa dua helikopter dan mengangkut kapal "landing craft utility" (LCU) serta mampu mengangkut empat tank, empat truk, satu mobil rumah sakit, dua SUV, dan dua heli.

Bahkan, dapat mengakomodasi kepentingan pemesan baik mengarungi samudera maupun perairan internasional, termasuk melakukan koordinasi baik dalam operasi militer dan nonmiliter.

Ia mengatakan, Filipina memesan dua unit kapal perang "landing platform deck" (LPD) tipe SSV kepada Indonesia. Dan pada saat peluncuran pertama, akan dilakukan peletakan blok untuk pesanan tahap kedua.

Dua kapal dengan tipe pengangkut berkapasitas 10.300 ton dengan draf enam meter itu nilai investasinya mencapai senilai 90 juta dolar Amerika Serikat.

Dalam agenda peluncuran kapal akan diuji coba sistem mengapung dan berlayarnya dengan jarak pendek di laut, serta juga diuji coba kekuatan daya tahan kapal terhadap musuh, dan fungsi sejumlah peralatan canggih lainnya yang ada dalam "manifest" kapal.

Setelah peluncuran, menurut Edy akan dilanjutkan dengan penyempurnaan kapal dengan melakukan pengecatan sesuai pemesan, dan menyambung kembali beberapa komponen listrik yang ada dalam kapal.

Selanjutnya, kapal pesanan pertama itu akan secara resmi diserahkan kepada pemerintah Filipina pada Mei 2016.

Dilirik Negara Lain
Sistem kecanggihan yang ditawarkan dalam kapal SSV buatan anak negeri ini juga sempat dilirk negara lain yang juga bekeinginan memesan kapal sejenis.

Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin sebelumnya mengakui beberapa negara memang telah melirik produksi kapal perang Indonesia dan kecanggihan yang ditawarkan, serta beberapa sudah mulai melangkah melakukan negoisasi pemesanan pada pertengahan 2015.

Ia menyebut Uni Emirat Arab (UEA) adalah negara yang sudah mulai melakukan negoisasi dengan PT PAL Indonesia terkait ketertarikan dengan hasil produksi kapal perang yang dibuat Indonesia, dan ingin memesannya.

"Untuk UEA sebelumnya telah melakukan negoisasi kapal jenis LPD seperti yang dipesan Filipina, karena mereka mengakui tertarik dengan kecanggihan kapal itu, dan kita juga sudah menguasai kecanggihan kapal perang dari A sampai Z jenis kapal tersebut," ucapnya.

Arifin mengatakan, ketertarikan UEA juga diungkapkan negara itu ketika melihat langsung kapal sejenis saat digunakan dalam evakuasi ekor pesawat AirAsia yang mengalami kecelakaan, yakni menggunakan KRI Banda Aceh.
   
Tidak Mudah
Firmansyah mengakui, mendapat kepercayaan negara lain untuk membuat kapal canggih dan menunjukkan jika bangsa ini mampu awalnya tidak mudah, sebab Indonesia harus bersaing dengan sejumlah negara dalam tender internasional pengadaan kapal perang.

Ia mengatakan, PT PAL Indonesia yang secara resmi mewakili pemerintah Indonesia dalam tender itu berhasil mengalahkan 8 negara, salah satunya yang paling berpengalaman adalah Korea Selatan.

"Ini adalah prestasi bangsa, kita mampu mengalahkan Korea Selatan dalam proses tender Internasional, karena negara tersebut selama ini dikenal sebagai salah satu negara produsen kapal hingga jet untuk perang," tuturnya.

Firmansyah optimistis dengan potensi anak negeri dilihat dari beberapa pengalaman yang dipunyai akan mampu membuat kapal canggih melebihi negara lain, sebab  PT PAL Indonesia juga pernah membuat kapal canggih untuk TNI Angkatan Laut.

"Yang terbaru dipesan Kementerian Pertahanan untuk melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL adalah kapal jenis Perusak Kawal Rudal 105 (PKR-105)/Frigate -1 yang juga merupakan kapal canggih," tambahnya.

Kapal PKR-105 ini akan diluncurkan bersamaan dengan kapal pesanan Filipina, dan merupakan kapal pertama dari 3 unit yang dipesan, serta memiliki persenjataan bawah air untuk menghancurkan kapal selam.

"PT PAL Indonesia sangat berpengalaman membangun beragam jenis dan tipe kapal perang yang telah beroperasi, baik yang digunakan TNI AL, Bea dan Cukai maupun Kepolisian, dan sudah saatnya kita tunjukkan pada dunia bahwa kita mampu," tukasnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015