Lumajang (Antara Jatim) - Kuota pendaki di jalur pendakian Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut sudah penuh selama liburan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016.

"Pendaki yang mendaftar dalam jaringan lebih dari 600 orang per hari, namun kuota di jalur pendakian Semeru hanya dibatasi 500 orang per hari," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari saat dihubungi dari Lumajang, Jawa Timur, Sabtu.

Untuk itu, sekitar 100 pendaki harus menunggu di Pos Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang dan mereka terpaksa berkemah di sana sambil menunggu giliran untuk mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

"Tidak ada kuota tambahan dan jumlah pendaki tetap dibatasi 500 orang per hari karena jalur pendakian Semeru masih rawan pascakebakaran beberapa waktu lalu yang menyebabkan sejumlah titik longsor, namun masih aman dilalui para pendaki," paparnya.

Dengan pembatasan 500 pendaki per hari, pihak TNBTS memprediksi estimasi pendaki yang berada di jalur pendakian sebanyak 1.500 orang per hari karena biasanya perjalanan pendakian Semeru membutuhkan waktu dua hingga tiga hari, bahkan ada yang lebih dari tiga hari.

Ayu mengimbau pendaki mempersiapkan diri dan peralatan dengan baik selama melakukan pendakian di sepanjang jalur pendakian Semeru karena di kawasan setempat sudah diguyur hujan.

"Pendaki dilarang membuat api unggun, tidak boleh membuang sampah sembarangan, dan tidak boleh melakukan pendakian di luar jalur yang sudah ditetapkan ," katanya.

Ia menegaskan jalur pendakian Semeru dibatasi hingga Pos Kalimati, sehingga pendaki dilarang keras naik ke puncak Semeru (Mahameru) karena berbahaya dan status gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu masih waspada atau level II.
 
"Kecerobohan pendaki akan merusak kawasan taman nasional dan membahayakan keselamatan mereka sendiri, sehingga kami imbau pendaki mematuhi aturan tersebut," ujarnya.

Ia menjelaskan pihaknya akan melakukan penutupan jalur pendakian Semeru pada awal Januari 2016 sebagai salah satu upaya untuk pemulihan ekosistem di kawasann Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015