Probolinggo (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mengajukan anggaran sebesar Rp8,4 miliar kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengantisipasi dampak terburuk erupsi Gunung Bromo.

"Pemkab melalui BPBD sudah mengajukan ke BNPB, tinggal pencairannya saja karena memang dalam status siaga, boleh mengajukan dana kepada BNPB. Soal kedepan tidak dipakai, hal itu tidak masalah, namun yang terpenting sudah menyiapkan semuanya," kata Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo, HA Timbul Prihanjoko di Probolinggo, Jumat.

Selain itu, lanjut dia, Pemkab Probolinggo juga sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp7,3 miliar yang merupakan dana tidak terduga dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Dana tidak terduga itu tidak semuanya untuk bencana Gunung Bromo, namun untuk bencana lainnya yang memerlukan penanangan langsung," katanya.

Ia mengatakan Pemkab Probolinggo juga sudah menyiapkan ratusan ribu masker untuk dibagikan kepada masyarakat yang terdampak abu vulkanis gunung yang memiliki ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu.

"Rinciannya sebanyak 130.000 masker di BPBD, sebanyak 60 ribu masker di Dinas Kesehatan dan 6 ribu masker di Palang Merah Indonesia. Semuanya memang sudah siap," paparnya.

Wabup Timbul didampingi Kapolres Probolinggo AKBP Iwan Setyawan, Dandim 0820 Probolinggo Letkol Inf. Hendhi Yustian Danang Suta, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Asy’ari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Anung Widiarto dan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi juga sudah melakukan pemantauan secara langsung terhadap aktivitas Gunung Bromo.

Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi mengatakan pihaknya sudah menggelar apel gelar pasukan erupsi Gunung Bromo di Lapangan Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih.

"Hal itu dilakukan untuk melihat kondisi kesiapan dari personel dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Bromo dan sudah disiapkan tiga shelter untuk evakuasi, namun sejauh ini masih belum perlu dilakukan evakuasi untuk pengungsian," katanya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Bromo, Ahmad Subhan, mengatakan material letusan erupsi Gunung Bromo jatuh di sekitar kawah dan tidak sampai keluar kaldera Bromo.

"Sesuai dengan rekomendasi PVMBG, maka kawasan steril dari aktivitas warga dan wisatawan dalam radius 2,5 kilometer dari bibir kawah Gunung Bromo," tuturnya.

Sejauh ini, lanjut dia, belum perlu adanya evakuasi warga dan belum perlu dilakukan pengungsian di lima kabupaten/kota yang berpotensi terdampak erupsi Gunung Bromo yakni Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Lumajang, dan Malang.(*)
     

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015