Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) dari jajaran Kementerian Agama (Kemenag) dan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) se-Jawa Timur untuk meninggalkan perilaku koruptif dan manipulatif.
"Jangan koruptif, manipulatif, dan menyimpang, jadikan itu masa lalu. Perubahan itu pun bukan karena pencitraan, tapi hal itu memang sudah menjadi tuntutan masyarakat," katanya saat berbicara dalam Pembinaan Pegawai dalam rangka UINSA Emas di UIN Sunan Ampel Surabaya, Kamis.
Baik saat berbicara di hadapan ratusan ASN Kemenag se-Jatim di Asrama Haji Sukolilo Surabaya maupun di hadapan ratusan ASN UINSA, ia menyebutkan hal itu merupakan bagian dari lima nilai budaya kerja yang sudah dirumuskan untuk mengubah "wajah" Kemenag.
"Kemenag sudah dinilai sebagai salah satu dari lima kementerian yang sudah berubah, namun perubahan itu bukanlah perubahan tanpa nilai budaya, karena nilai budaya kementerian itulah yang menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi itu berjalan dengan kesadaran," katanya.
Kelima nilai budaya kerja Kemenag adalah integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung jawab, dan keteladanan. "Jadi, hal terpenting bukanlah perubahan kementerian, melainkan perubahan sumber daya manusia di kementerian," katanya.
Dalam kesempatan itu, Menag merinci integritas adalah kejujuran atau antara pembicaraan dengan tindakan ada kesamaan, sedangkan profesionalitas itu mampu di bidangnya.
"Inovatif itu melepas diri dari belenggu rutinitas dengan menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan tanggung jawab itu berbuat sesuai aturan dan bukan jalan pintas, manipulatif, koruptif, dan menyimpang. Itu harus ditinggalkan," katanya.
Untuk keteladanan merupakan nilai budaya yang menjadi ciri khas dari Kemenag sebagai kementerian yang menyandang istilah agama di dalamnya. "Apalagi UIN yang menyandang nama Islam," katanya.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menjamin perubahan yang tertera dalam nilai budaya itu akan dilakukan dengan "revolusi". "Kalau ada peraturan yang menghambat kinerja ASN menjadi lincah, maka saya akan evaluasi peraturan," katanya.
Bahkan, katanya, bila perubahan itu merupakan PMA (Peraturan Menteri Agama), maka dirinya akan mengubahnya. "Kalau Perpres akan saya usulkan perubahan kepada Presiden dan beliau sudah ada komitmen itu," katanya, disambut ratusan ASN UINSA.
Khusus kepada UINSA, ia menantang para Guru Besar UINSA untuk melakukan penelitian atau merumuskan konsep Islam Nusantara atau Islam Berkemajuan guna disumbangkan kepada dunia. "Itu momentum, karena dunia sedang melirik Islam di Indonesia," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Jangan koruptif, manipulatif, dan menyimpang, jadikan itu masa lalu. Perubahan itu pun bukan karena pencitraan, tapi hal itu memang sudah menjadi tuntutan masyarakat," katanya saat berbicara dalam Pembinaan Pegawai dalam rangka UINSA Emas di UIN Sunan Ampel Surabaya, Kamis.
Baik saat berbicara di hadapan ratusan ASN Kemenag se-Jatim di Asrama Haji Sukolilo Surabaya maupun di hadapan ratusan ASN UINSA, ia menyebutkan hal itu merupakan bagian dari lima nilai budaya kerja yang sudah dirumuskan untuk mengubah "wajah" Kemenag.
"Kemenag sudah dinilai sebagai salah satu dari lima kementerian yang sudah berubah, namun perubahan itu bukanlah perubahan tanpa nilai budaya, karena nilai budaya kementerian itulah yang menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi itu berjalan dengan kesadaran," katanya.
Kelima nilai budaya kerja Kemenag adalah integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung jawab, dan keteladanan. "Jadi, hal terpenting bukanlah perubahan kementerian, melainkan perubahan sumber daya manusia di kementerian," katanya.
Dalam kesempatan itu, Menag merinci integritas adalah kejujuran atau antara pembicaraan dengan tindakan ada kesamaan, sedangkan profesionalitas itu mampu di bidangnya.
"Inovatif itu melepas diri dari belenggu rutinitas dengan menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan tanggung jawab itu berbuat sesuai aturan dan bukan jalan pintas, manipulatif, koruptif, dan menyimpang. Itu harus ditinggalkan," katanya.
Untuk keteladanan merupakan nilai budaya yang menjadi ciri khas dari Kemenag sebagai kementerian yang menyandang istilah agama di dalamnya. "Apalagi UIN yang menyandang nama Islam," katanya.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menjamin perubahan yang tertera dalam nilai budaya itu akan dilakukan dengan "revolusi". "Kalau ada peraturan yang menghambat kinerja ASN menjadi lincah, maka saya akan evaluasi peraturan," katanya.
Bahkan, katanya, bila perubahan itu merupakan PMA (Peraturan Menteri Agama), maka dirinya akan mengubahnya. "Kalau Perpres akan saya usulkan perubahan kepada Presiden dan beliau sudah ada komitmen itu," katanya, disambut ratusan ASN UINSA.
Khusus kepada UINSA, ia menantang para Guru Besar UINSA untuk melakukan penelitian atau merumuskan konsep Islam Nusantara atau Islam Berkemajuan guna disumbangkan kepada dunia. "Itu momentum, karena dunia sedang melirik Islam di Indonesia," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015