"Sekali makan tempe ini kok...nggak bisa berhenti ya, pingin makan terus," ucap Muzdalifah, salah seorang ibu yang sedang duduk menikmati tiga potong Tempe Mendoan yang dibeli di pedagang kaki lima di lokasi wisata alam Keteb Pass di Magelang, Jawa Tengah.

Sip, Tempe Mendoan kini jadi rebutan, karena sempat ramai dibicarakan di media massa setelah seorang  warga Purwokerto bernama Wong, memegang sertifikat IDM000237714 yang terdaftar pada 23 Februari 2010 dan berlaku hingga 15 Mei 2018, terhadap makanan khas warga Banyumas, Jawa Tengah, itu.

Tidak dipungkiri, Tempe Mendoan yang dijual para pedagang kaki lima di lokasi wisata itu sangat gurih. Banyak wisatawan menikmati tempe yang dimakan dalam kondisi hangat dengan dibarengi gigitan cabai rawit hijau.

Kata "Mendoan" dalam Wikipedia disebut berasal dari Bahasa Banyumas, yakni “mendo” yang berarti setengah matang atau lembek. Mendoan berarti memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat sehingga masakan tidak matang benar. Bahan makanan yang paling sering dibuat mendoan adalah tempe.

Tempe khas ini berbentuk tipis dan lebar yang dibungkus daun pisang, namun cara mengolah mendoan ini harus dilumuri tepung yang telah diberi bumbu, seperti bawang putih, daun bawang dan garam, sebelum digoreng  dalam minyak panas.

"Tapi cara menggorengya tidak perlu sampai kering," tutur Warni yang mengaku sudah dua tahun menggelar lapak di lokasi wisata itu.

Menurut Warni yang membuka lapak mulai pukul 06.00 WIB itu, sedikitnya menjual 100 sampai 150 potong Tempe Mendoan dalam sehari, apalagi kalau hari libur akan lebih banyak lagi. Bersama ibunya, Warni mengaku membeli semua bahan-bahan dagangan itu dari pasar terdekat.

"Namun bahan dasar mendoan, yakni tempe dan tepung dikirim langsung oleh pedagang dari Jawa Tengah," ujar Warni yang juga menjual jagung bakar, pisang goreng, tahu bakso pedas dan mie rebus serta minuman hangat, seperti jahe, jeruk, kopi dan teh manis itu.

Warni tidak sendirian, karena di lokasi wisata alam yang berjarak sekitar 30 km dari Kota Magelang, atau sekitar satu jam dari Yogyakarta, itu terdapat banyak pedagang  yang sama menawarkan kudapan khas daerah setempat.

Ya, para wisatawan yang datang ke lokasi wisata yang dikembangkan pemerintah setempat dengan berbagai fasilitas  terkait Gunung Merapi, itu tidak hanya datang untuk menikmati tempe mendoan, tapi bisa mengunjungi Museum Vulkanologi, bioskop mini, Teropong, Pelataran Panca Argat, dan Gardu Panjang.

"Wisatawan dapat menikmati keindahan alam Gunung Merapi, dan sejuknya udara pegungungan dengan mencicipi Tempe Mendoan, jagung bakar atau tahu bakso. Asyiiikkk........," timpal Muzdalifah yang tak ingin bergegas pulang saat hari sudah mulai sore dan pengunjung mulai kembali turun menuju kota.

Bila tidak sempat ke Keteb Pass,  Anda bisa membuat sendiri Tempe Mendoan di rumah dengan bumbu yang lebih sedap untuk keluarga. Mau ?!  (*)

Pewarta: FAROCHA

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015