Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya siap menggelar seleksi penerimaan mahasiswa melalui jalur tes tulis (SBMPTN) secara "computerized" atau berbasis komputer (computer base test/CBT).
"Kami sebenarnya sudah siap sejak tahun lalu, karena kami sudah merancang tes tulis dengan CBT pada tahun lalu," kata Rektor Unair Surabaya Prof Dr M Nasih SE MT CA CMA Ak di Surabaya, Senin.
Didampingi Ketua Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (PIH) Suko Widodo dalam "Ngopi dan Dialog Bersama Rektor Unair", mantan Wakil Rektor II Unair itu mengaku tidak semua PTN siap dengan "CBT".
"Karena itu mungkin bisa dicoba pada sejumlah PTN terlebih dulu, karena anggaran pemerintah untuk SBMPTN dan SNMPTN (jalur undangan) untuk tahun ini," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi (FE) Unair itu.
Namun, katanya, SBMPTN secara "CBT" itu perlu persiapan untuk bank soal. "Yang jelas, CBT merupakan solusi bila anggaran untuk SBMPTN dan SNMPTN itu berkurang," katanya.
Informasi yang diterimanya, pemerinth hanya memiliki anggaran sebesar Rp100 miliar untuk SBMPTN/SNMPTN, padahal kebutuhan tahun lalu mencapai Rp200 miliar. "Untuk kekurangannya masih menunggu APBN-P," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami sebenarnya sudah siap sejak tahun lalu, karena kami sudah merancang tes tulis dengan CBT pada tahun lalu," kata Rektor Unair Surabaya Prof Dr M Nasih SE MT CA CMA Ak di Surabaya, Senin.
Didampingi Ketua Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (PIH) Suko Widodo dalam "Ngopi dan Dialog Bersama Rektor Unair", mantan Wakil Rektor II Unair itu mengaku tidak semua PTN siap dengan "CBT".
"Karena itu mungkin bisa dicoba pada sejumlah PTN terlebih dulu, karena anggaran pemerintah untuk SBMPTN dan SNMPTN (jalur undangan) untuk tahun ini," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi (FE) Unair itu.
Namun, katanya, SBMPTN secara "CBT" itu perlu persiapan untuk bank soal. "Yang jelas, CBT merupakan solusi bila anggaran untuk SBMPTN dan SNMPTN itu berkurang," katanya.
Informasi yang diterimanya, pemerinth hanya memiliki anggaran sebesar Rp100 miliar untuk SBMPTN/SNMPTN, padahal kebutuhan tahun lalu mencapai Rp200 miliar. "Untuk kekurangannya masih menunggu APBN-P," katanya. (*)
Editor : Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015