Kendari (ANTARA News) - Pertemuan 1.000 tokoh lintas agama se

Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kendari yang berakhir Selasa,

menghasilkan lima butir rekomendasi kepada pemerintah pusat.



Kelima butir rekomendasi tersebut yakni pertama mengusulkan

peningkatan Peraturan Bersama Menteri nomor 8 dan nomor 9 tahun 2006

yang mengatur kerukunan antarumat beragama ditingkatkan jadi

Undang-undang sehingga memiliki legitimasi hukum yang kuat.



Kedua, meminta Presiden RI untuk membuat regulasi yang mengatur

Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) hingga ke tingkat daerah, sehingga

forum bisa diberikan anggaran dari pemerintah untuk melakukan

kegiatan-kegiatan keagamaan yang bisa melindungi, menjaga dan

mempertahakan kerukunan hidup antarumat beragama.



Ketiga, meminta aparat penegak hukum untuk menindak tegas para

pelaku tindak kekerasan di tengah masyarakat yang membawa-bawa nama

agama.



Keempat, meminta pemerintah untuk mengangkat guru agama di seluruh sekolah secara merata sesuai dengan kebutuhan.



Dan kelima, FKUB perlu menggelar dialog kerohanian, dialog

parlementaria, dialog politik yang bisa menyejukkan dan menciptakan

kehidupan antarumat beragama yang aman, damai dan harmonis.



"Kelima butir rekomendasi yang kita hasilkan melalui pertemuan 1.000

tokoh lintas agama di Sultra ini, kita akan sampaikan kepada Presiden

dan Wakil Presiden RI di Jakarta," kata Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Sultra, H Muhammad Ali Irfan saat menutup pertemuan 1.000 tokoh lintas agama tersebut.



Diharapkan, ujarnya, lima rekomendasi yang dihasilkan dalam

pertemuan ini bisa mendapat respon positif dari presiden dan wakil

presiden, sehingga keberagaman agama di negara ini tetap menjadi

kekuatan utama dalam menjaga keutuhan negara dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indinesia.



"Saya juga bermimpi, agar kegiatan seperti yang kita laksanakan di

Sulawesi Tenggara ini juga dilaksanakan di provinsi-provinsi lain di

Indonesia." (*).

Pewarta: Supervisor

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015