Bojonegoro (Antara Jatim) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan batik Jonegoroan dengan motif daun jati, yang dipamerkan di anjungan diminati pengunjung dari wisatawan manca negara (wisman), juga wisatawan domestik (wisdom).
"Pengunjung wisman dari Amerika Serikat, Australia, juga dari luar negeri lainnya sangat tertarik dengan batik Jonegoroan, dengan motif daun jati, dibandingkan motif lainnya," kata petugas Dekranasda Bojonegoro Ria Lestari, di Bojonegoro, Minggu.
Ia menjelaskan pengunjung wisman membeli batik motif daun jati, karena merupakan khas daerah setempat. Selain itu, pengunjung dari luar daerah, yang datang baik dari Jawa, juga luar Jawa, lebih memilih membeli batik motif daun jati.
"Pengunjung wisman dari Amerika Serika dan Australia datang ke sini biasanya tamu kontraktor minyak," jelas dia.
Ia menyebutkan tingkat penjualan batik Jonegoroan di anjungan dekranasda rata-rata berkisar 200-300 potong/bulan. Harga batik Jonegoroan di lokasi setempat mulai Rp65.000/potong sampai Rp500 ribu/potong.
"Kalau mendekati hari jadi kabupaten tingkat penjualan meningkat bisa mencapai 500 potong perbulannya," ucapnya.
Menurut dia, batik yang dijual di anjungan dekranasda itu, merupakan batik produksi 16 perajin dari berbagai kecamatan, dengan jumlah 14 motif, antara lain, motif daun jati, tembakau, dan jagung.
"Batik Jonegoroan yang harganya Rp500 ribu/potong, karena kainnya sutera," ucapnya.
Di lokasi anjungan dekranasda, katanya, juga memasarkan produk kerajinan industri kreatif para perajin yang sebagian besar dari kayu jati, seperti tempat tisu, tempat air mineral, sampai patung sapi.
"Harga kerajinan kayu jati mulai Rp25.000 sampai Rp500 ribu/biji. Tapi, patung sapi ini harganya mencapai Rp15 juta," jelasnya.
Ia menambahkan lokasi anjungan dekranasda akan pindah ke lokasi baru di gedung pengemasan makanan dan minuman, yang sekarang ini sedang dalam tahap pembangunan.
Permasalahannya, menurut dia, PT KAI akan memanfaatkan tanah anjungan dekranasda yang merupakan tanah milik PT KAI.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bojonegoro Basuki, membenarkan pemkab mulai membangun gedung pengemasan makanan dan minuman dengan alokasi anggaran Rp9,3 miliar dari APBD 2015.
"Pembangunan gedung pengemasan makanan dan minuman ini, sekaligus untuk memasarkan produk makanan dan minuman pengusaha kecil dan menengah, termasuk produksi industri kreatif," jelas dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Pengunjung wisman dari Amerika Serikat, Australia, juga dari luar negeri lainnya sangat tertarik dengan batik Jonegoroan, dengan motif daun jati, dibandingkan motif lainnya," kata petugas Dekranasda Bojonegoro Ria Lestari, di Bojonegoro, Minggu.
Ia menjelaskan pengunjung wisman membeli batik motif daun jati, karena merupakan khas daerah setempat. Selain itu, pengunjung dari luar daerah, yang datang baik dari Jawa, juga luar Jawa, lebih memilih membeli batik motif daun jati.
"Pengunjung wisman dari Amerika Serika dan Australia datang ke sini biasanya tamu kontraktor minyak," jelas dia.
Ia menyebutkan tingkat penjualan batik Jonegoroan di anjungan dekranasda rata-rata berkisar 200-300 potong/bulan. Harga batik Jonegoroan di lokasi setempat mulai Rp65.000/potong sampai Rp500 ribu/potong.
"Kalau mendekati hari jadi kabupaten tingkat penjualan meningkat bisa mencapai 500 potong perbulannya," ucapnya.
Menurut dia, batik yang dijual di anjungan dekranasda itu, merupakan batik produksi 16 perajin dari berbagai kecamatan, dengan jumlah 14 motif, antara lain, motif daun jati, tembakau, dan jagung.
"Batik Jonegoroan yang harganya Rp500 ribu/potong, karena kainnya sutera," ucapnya.
Di lokasi anjungan dekranasda, katanya, juga memasarkan produk kerajinan industri kreatif para perajin yang sebagian besar dari kayu jati, seperti tempat tisu, tempat air mineral, sampai patung sapi.
"Harga kerajinan kayu jati mulai Rp25.000 sampai Rp500 ribu/biji. Tapi, patung sapi ini harganya mencapai Rp15 juta," jelasnya.
Ia menambahkan lokasi anjungan dekranasda akan pindah ke lokasi baru di gedung pengemasan makanan dan minuman, yang sekarang ini sedang dalam tahap pembangunan.
Permasalahannya, menurut dia, PT KAI akan memanfaatkan tanah anjungan dekranasda yang merupakan tanah milik PT KAI.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bojonegoro Basuki, membenarkan pemkab mulai membangun gedung pengemasan makanan dan minuman dengan alokasi anggaran Rp9,3 miliar dari APBD 2015.
"Pembangunan gedung pengemasan makanan dan minuman ini, sekaligus untuk memasarkan produk makanan dan minuman pengusaha kecil dan menengah, termasuk produksi industri kreatif," jelas dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015