Jember (Antara Jatim) - Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jawa Timur mencatat luas lahan kebakaran hutan di kawasan Taman Wisata Alam Kawah Gunung Ijen (2. 368 mdpl) selama sepekan terakhir mencapai 15 hektare.

"Titik-titik yang terbakar kebanyakan di sekitar Banyu Pahit Kabupaten Bondowoso. Sudah tiga kali terbakar untuk kawasan hutan Ijen di sana," kata Kepala BKSDA Wilayah III Jatim, Sunandar Trigunajasa, di Kabupaten Jember, Selasa.

Menurut dia, kebakaran terakhir terjadi akhir pekan lalu dengan vegetasi yang terbakar berupa semak-semak dan cemara gunung di kawasan TWA Kawah Ijen tersebut.

"Petugas gabungan dari BKSDA maupun SAR, serta sukarelawan berhasil memadamkan api itu. Pemadaman memakai mobil pemadam yang dimiliki BKSDA ditambah dengan peralatan seadanya," tuturnya.

Ia mengaku belum bisa memastikan penyebab kebakaran di kawasan hutan yang terletak di Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso tersebut.

"Mencari penyebab kebakarannya agak sulit, apakah karena kelalaian manusia atau akibat cuaca panas karena cuaca panas memang bisa memicu timbulnya api hanya dari gesekan antar benda. Tetapi penyebabnya masih kami selidiki," paparnya.

Sunandar mengimbau para pengunjung lebih berhati-hati saat berada di kawasan hutan TWA Ijen karena vegetasi semak dan cemara gunung yang kering mudah terbakar, apabila ada orang yang lalai dengan membuang puntung rokok atau membuat api unggun.

Kawasan Banyu Pahit sering didatangi pengunjung karena sungai yang mengandung belerang itu terlatak di pinggir jalan dan memiliki pemandangan yang bagus, sehingga tidak jarang pengunjung berhenti untuk sekedar berfoto di kawasan tersebut.

Untuk itu, pihak BKSDA memberlakukan siaga kebakaran hutan di TWA Kawah Gunung Ijen di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, seiring dengan musim kemarau.

"Petugas sudah menggelar apel siaga dan simulasi kebakaran di areal camping ground Paltuding Ijen dengan tujuan untuk mempersiapkan personel dan peralatan guna menghadapi bahaya kebakaran hutan yang sering mengancam kawasan konservasi selama musim kemarau," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015