Trenggalek (Antara Jatim) - Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Farid Wadjdi mengaku mengalami berbagai teror fisik maupun nonfisik yang mengarah pada keselamatan jiwa (pembunuhan), dan diduga berasal pihak tertentu terkait penyelenggaraan pilkada setempat.
    
"Banyak sekali teror saya terima, ada yang ancaman pengaduan ke DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) hingga ancaman fisik bahkan pembunuhan," tutur Farid saat berbincang dengan Antara di Trenggalek, Senin.
    
Tidak hanya sekali dua kali, Farid mengaku ancaman maupun teror melalui layanan pesan pendek maupun jejaring sosial acapkali diterimanya hingga ratusan.
    
Farid tidak menampik fakta bahwa ia merasa gentar, karena ancaman mengarah pada keselamatan jiwanya.
    
Namun saat ia berniat melepaskan jabatan sebagai Ketua Panwaslu dan menawarkan pada dua anggota panwaslu lain, wacana yang dia lontarkan tidak didukung.
    
"Teman-teman di gakumdu juga menolaknya karena katanya saya dianggap sosok yang pas memegang posisi ini (ketua)," kata Farid.
    
Jikalau ancaman hanya sebatas pengaduan ke DKPP, Farid bersikeras tidak gentar karena risiko terburuk hanya sebatas pemecatan atau pencopotan.
    
"Kalau cuma DKPP, saya tidak gentar karena apa yang kami lakukan sudah benar. Kalaupun dianggap salah dan disanksi, paling banter dipecat, saya bisa hadapi itu. Tapi jika ancaman sudah mengarah pada pembunuhan, saya perlu mendapat jaminan perlindungan dari aparat kepolisian," ujarnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015