Pamekasan (Antara Jatim) - Sebagian petani garam di Pamekasan,  Jawa Timur, kini memproduksi garam dengan teknologi rumah kaca.

"Jenis teknologi rumah kaca ini diterapkan masyarakat petani garam di Desa Pademawu Timur, Kecamatan Pademawu, Pamekasan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pamekasan Nurul Widiastutik di Pamekasan, Selasa.

Di desa itu, terdapat tiga bangunan rumah kaca dengan ukuran 7x75 meter, 7x40 meter dan 10x15 meter dengan jumlah total meja kristalisasi yang digunakan sebanyak 760 buah, ukuran 80x110 cm.

Satu bangunan lagi berisi sebanyak 700 petak meja kristalisasi dengan ukuran 80x150 cm dan 60 petak dengan ukuran yang sama.

Menurut Nurul, hasil produksi garam rumah kaca ini dalam kisaran antara 20 hingga 30 kilogram per petak dengan harga yang cukup tinggi, yakni Rp3.000 per kilogram.

"Hasil produksi garam rumah kaca ini dipasarkan ke Jepang dan kualitasnya memang sangat bagus," katanya menjelaskan.

Hanya saja, produksi garam rumah kaca ini memang sangat terbatas dan tidak semua petanu garam di Pamekasan bisa memproduksi garam menggunakan teknologi ini, karena biayanya sangat mahal.

Produksi garam dengan rumah kaca ini merupakan satu dari lima jenis produksi garam yang dilakukan masyarakat petani garam Pamekasan.

Empat jenis teknologi pengolahan garam lainnya masing-masing Maduris Tradisional, Maduris Geoisolator, Teknologi Ulir Filter dan POrtugis.

Teknologi Maduris Tradisional adalah teknologi yang sudah lama diterapkan oleh sebagian petambak garam rakyat di Pamekasan. Teknologi ini menggunakan media tanah pada meja kristal. Pada umumnya, teknologi ini membutuhkan sekitar 10 hingga 15 hari untuk panen.

Teknologi Maduris Geoisolator merupakan pengembangan dari teknologi Maduris Tradisional.

Pada teknologi ini, menggunakan media geoisolator/geomembran pada meja kristalisasi. Jenis geoisolator yang digunakan pada umumnya mempunyai ketebalan 0,2 hingga 0,7 mm dengan jenis HDPE (High density polyethylene) dan LDPE (Low Density Polyethylene).

Pada awal penerapannya, teknologi ini hanya digunakan oleh tambak garam perusahaan, namun karena produksi dan kualitas yang lebih menguntungkan, akhirnya jenis teknologi ini diikuti oleh petambak garam rakyat.

Teknologi Ulir Filter merupakan teknologi baru dalam pengelolaan air dalam proses evaporasi.

Dalam teknologi ini dilakukan penyempitan petakan-petakan peminihan hingga membentuk ulir, pada inlet dan outlet disertakan saringan (filter) yang tersusun dari ijuk, batu, pasir, ziolit dan arang.

Namun, jenis teknologi ini, juga tidak banyak diterapkan masyarakat petambak garam Pamekasan.(*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015