Kediri (Antara Jatim) - Kantor Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, mengindikasikan remitansi atau kiriman uang dari tenaga kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri banyak digunakan untuk konsumtif, yang bahkan bisa berimbas pada terganggunya inflasi di daerah setempat.

"Potensi remitansi TKI besar sekali, jika digunakan atau dimanfaatkan dengan baik, yang dikhawatirkan remitansi digunakan untu konsumtif," kata Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Yudo Herlambang di Kediri, Minggu.

Ia mengatakan, hasil dari evaluasi penerimaan remitansi yang masuk ke BI sangat besar. Dari daerah yang berada di wilayah BI Kediri yang terdiri dari keresidenan Kediri dan Madiun selalu mencapai angka sampai miliaran rupiah.

Ia mengaku prihatin jika uang remitansi itu digunakan keluarga untuk keperluan yang hanya sesaat. Padahal, jika dikelola uang itu bisa digunakan untuk hal lain yang lebih baik misalnya sebagai modal usaha.

Menurut dia, terdapat hubungan yang cukup erat antara pola pemanfaatan remitansi dengan inflasi. Jika dibelanjakan secara berlebihan, harga akan sulit untuk terkendali.

Ia mencontohkan, adanya konsumtif yang berlebihan itu digunakan untuk membeli barang yang bukan kebutuhan utama, misalnya membeli sepeda motor ataupun tanah.

"Di daerah Ponorogo, Tulungagung, harga tanah naik drastis, dan ini kasihan bagi pegawai yang berpenghasilan tetap, mereka kalah," ujarnya.

Ia mendesak kepada pemerintah daerah untuk memberikan perhatian kepada keluarga TKI ataupun mantan TKI, dengan memberikan berbagai pelatihan untuk pengelolaan uang mereka.

"Pemda harus memberikan perhatian pada keluarga TKI yang menerima remitansi, sehingga perlu diberikan bantuan teknis pelatihan pengelolaan keuangan, jadinya uang remitansi bukan hanya untuk konsumtif," kata Yudo. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015