Surabaya (Antara Jatim) -   Dugaan adanya penjegalan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya agar tidak bisa digelar pada Desember 2015 hingga saat ini masih menguat. Hal inilah yang memaksa para petinggi partai politik (parpol) harus turun gunung.

 Sejumlah pihak menilai Pilkada Surabaya kali ini dianggap seperti dagelan politik yang dipertontonkan. Hal itu karena KPU Surabaya sampai empat kali membuka pendaftaran Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya karena masih terdapat calon tungal.

 Pada saat pendaftaran pertama 26-28 Mei hanya ada satu pasangan calon petahana yang diusung PDIP mendaftar, yakni Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana.

 KPU Surabaya lalu memperpanjang pendaftaran kedua pada 1-3 Agustus dan muncullah penantang petahana, yakni pasangan Dhimam Abror dan Haries Purwoko yang diusung PAN dan Demokrat. Namun pada saat pendaftaran Haries Purwoko menghilang dan akhirnya diketahui mundur dari pencalonan dengan alasan tidak mau disebut calon boneka dan juga tidak mendapat restu dari keluarganya.

 KPU Kota Surabaya sempat mengeluarkan pernyataan pilkada tidak bisa dilanjutkan karena calon tunggal dan ditunda hingga 2017. Namun pernyataan tersebut dianulir pada saat KPU RI mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bernomor 449/KPU/VIII/2015 perihal tindak lanjut surat Bawaslu RI untuk memperpanjang/membuka kembali pendaftaran pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah di tujuh kabupaten/kota mulai 9-11 Agustus 2015.

 Kegagalan PAN dan Demokrat mengusung Abror-Haries diharapkan tidak terulang kembali pada pendaftaran ketiga, sehingga kedua parpol ini sepakat mengusung pasangan baru lainya yakni Rasiyo-Abror. Pasangan ini kemudian mendaftar ke KPU Surabaya pada 11 Agustus 2015.

 Pada saat pendaftaran, ada gelagat tidak baik karena Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Surabaya menengarai salah satu berkas berupa rekomendasi dari PAN untuk pasangan Rasiyo-Abror bermasalah karena hanya di-scan atau tidak ada tanda tangan dan stempel basah.

 Sampai akhirnya pada saat penetapan calon 30 Agustus, KPU Surabaya menyatakan Abror yang berpasangan dengan Rasiyo tidak memenuhi syarat sehingga pendaftaran keempat dibuka lagi pada 8-10 September.

 Mendapati tidak adanya kejelasan di Pilkada Surabaya, elite parpol PAN dan Demokrat akhirnya mengambil sikap tegas. Mereka tidak mau gagal untuk ketiga kalinya.

 Untuk itu, keduanya sepakat mengusung kembali pasangan calon Rasiyo dan Lucy Kurniasari. Untuk kali ini, PAN tidak mau kecolongan sehingga Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan datang langsung ke Surabaya untuk ikut mengantarkan pendaftaran Rasiyo-Lucy ke KPU pada 8 September.

 Kedatangan pasangan Rasiyo-Lucy didampingi Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan, Sekretaris Jendral DPP PAN Eddy Soeparno, Wakil Ketua DPP PAN Suyoto, Ketua DPW PAN Jatim Kuswiyanto, Ketua DPD PAN Surabaya M. Surat serta pengurus PAN lainnya.

 Selain itu, dari Demokrat juga hadir Ketua Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi Pramono Edhie Wibowo, Sekretaris Jenderal DPP Demorkatb Hinca IP Pandjaitan, Bendahara Umum DPP Demokrat Indrawati Sukadis, pengurus DPD Demokrat Jatim, Ketua DPD Demokrat Surabaya Hartoto serta pengurus lainnya.

"Ini bukti serius jika kita akan mendaftar ke KPU," ujar Zulkifli Hasan.

 Zulkifli berharap prosesi pendaftaran pasangan Rasiyo-Lucy berjalan lancar. Dengan niat yang baik, dirinya percaya dapat mengalahkan siapapun yang berniat buruk untuk menggagalkan Pilkada Surabaya.

 "Saya berharap siapapun yang menang bisa sejahterakan rakyat Surabaya," katanya.

 Ia menegaskan, asas politik yang dianut oleh Partai Demokrat dan PAN adalah kebangsaan. Itu artinya, rakyat menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan yang diambil. "Semoga dengan pendaftaran ini tidak ada lagi isu yang bukan-bukan," ujarnya.

 Zulkifli mengatakan bahwa lawan Rasiyo-Lucy di pilkada ini merupakan calon petahana sangat berat dan tidak bisa dianggap enteng. "Kita berharap suapaya rakyat Surabaya punya alternatif pilihan yang tidak kalah baiknya," ujarnya.

 Dirinya menegaskan bahwa PAN tidak akan main-main lantaran politik kebangsaan yang mengutamakan kepentingan negara. Selain itu, pihaknya menekankan jika ada yang coba-coba menggagalkan Pilkada niat itu diurungkan, karena PAN tidak akan mundur sedikit pun.

 "Jadi untuk menepis isu-isu yang selama ini seolah-olah PAN itu main-main sama sekali tidak ada. Saya datang ke sini dengan delegasi yang lengkap, mudah-mudahan tidak ada yang menghalangi," katanya.

 Setelah dikabarkan bahwa yang menjadi perhatian yakni surat rekomendasi, Zulkifli memastikan untuk fokus di Pilkada kali ini.

 "Surabaya ini sulitnya luar biasa. Nah, kalau saya sudah ke sini dan sekjen, apalagi yang perlu diragukan. Orangnya ada di sini masak bisa dipalsukan? Kan gak bisa lagi. Itu sinyal kuat jangan ada coba-coba lagi lah untuk membatalkan Pilkada surabaya," ujarnya.

 Sementara itu, Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, partainya siap "all out" memenangkan pasangan calon Rasiyo-Lucy Kurniasari dalam Pilkada Surabaya 2015. Pihaknya mempunyai perhatian secara serius di Pilkada Surabaya kali ini. Dari 269 Pilkada serentak nasional, kata Hinca, untuk Kota Surabaya menjadi prioritas.

"Dari sekian banyak kami perhatikan secara serius.Tapi Surabaya menjadi sangat serius karena semua masyarakat Indonesia memberikan perhatian di Surabaya. Jadi mulai sekarang kita tempur," ujar Hinca Pandjaitan.

 Hinca menyakini Kota Surabaya memiliki magnet politik yang hebat. Oleh sebab itu, dirinya akan bersungguh-sungguh sampai Pilkada di Surabaya selesai. Untuk pemenangannya, dirinya akan memulai dari pinggir untuk membangun Kota Surabaya.

 "Bikin taman kota kan tidak hanya di tengah saja, dipinggir juga ada. Semua harus menikmati dan bisa dirasakan seluruh warga Surabaya. Kami akan menggerakkan konstituen mulai dari pinggiran kota sampai pusat Kota Surabaya," katanya.

 Menurut Hinca, waktu dua bulan tidak menjadi problem bagi partai koalisi Demokrat dan PAN untuk memenangkan Rasiyo-Lucy. Sebab, menurutnya popularitas itu bukan soal waktu.

 Rasiyo-Lucy begitu muncul sudah naik popularitasnya. "Pak Rasiyo punya pengalaman luar biasa. Di birokrat beliau tidak diragukan lagi. Begitu juga Lucy, yang memiliki pengalaman politisi Nasional dan punya suara di Surabaya. Kader kami di DPRD kota Surabaya punya ratusan ribu kontituen, dan itu suatu kekuatan bagi kami," katanya.

 Program yang dijual Rasiyo-Lucy, kata Hinca, akan terfokus pembangunan Kota Surabaya dimulai dari pinggiran kota. "Sesuai visi dan misi Rasiyo-Lucy, kami mulai pembangunan dari pinggir. Taman-taman tidak hanya di pusat kota tapi rakyat di pinggiran harus juga menikmati," katanya. 

SBY-Mega Turun Gunung
  
Ketua Tim Pemenangan Rasiyo-Lucy DPC Demokrat Surabaya Sachirul Alim mengatakan Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga siap menjadi juru kampanye pasangan Rasiyo-Lucy.

"Rencananya dijadwalkan dalam putaran kampanye pamungkas," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan terus mematangkan persiapan tersebut. Namun demikian, lanjut dia, pihaknya tetap akan menunggu penetapan calon oleh KPU Surabaya pada 24 September dan awal kampanye yang akan dimulai pada 27 September mendatang.

 Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri dijadwalkan akan menjadi juru kampanye (jurkam) untuk pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana pada Pilkada Suabaya 2015.

 "Bu Mega meminta khusus kepada kami untuk didatangkan. Dia berharap bisa berkampanye untuk Risma-Wisnu di Surabaya," kata Juru Bicara Tim Pemenangan Risma-Whisnu, Didik Prasetyono.

  Menurut dia, Megawati memprioritaskan kemenangan maksimal di Pilkada Kota Surabaya 2015 karena Surabaya adalah terkenal sebagai basis massa PDIP.

 Meski demikian, lanjut dia, pihaknya tidak menganggap enteng pasangan lawan Rasiyo-Lucy yang diusung PAN dan Demokrat. Hal ini dikarenakan sosok Rasiyo yang merupakan mantan Kepala Dinas Pendidikan Jatim dan Sekretaris Daerah Pemprov Jatim sudah dikenal warga Surabaya.

 Begitu juga Lucy Kurniasari yang merupakan mantan anggota DPR RI dari daerah pemilihan Surabaya-Sidoarjo yang juga memiliki pengaruh besar di Surabaya. Apalagi Lucy merupakan mantan Neng Surabaya pada tahun 80-an.

 Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono sebelumnya mengatakan pihaknya akan melakukan gerakan semesta untuk melawan pasangan Rasiyo-Lucy.

 "Kami akan mengerahkan para pengurus, mantan pengurus, kader dan simpatisan. Dengan adanya Rasiyo-Lucy, kami prediksi pilkada akan menjadi kompetitif. Banyak faktor yang bekerja di belakang mereka," ujarnya.

Meski pasangan calon yang dihadapi kompetitif, namun menurut Adi pihaknya tidak menurunkan target perolehan suara. Ia menegaskan, PDIP tetap mencanangkan perolehan suara minimal 90 persen.

 Ia yakin target tersebut bisa dicapai, karena pihaknya punya kemampuan guna menarik simpati masyarakat. "Kita punya ketrampilan memperluas dukungan ke kelompok masyarakat atau pemukiman," katanya.

 Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya ini menegaskan, misi partainya adalah mempertahankan kelangsungan pemerintahan yang telah dipegang  selama 15 tahun ini.

"Kami ingin pertahankan pemerintahan kota sejak dipegang Pak Bambang D.H. tahun 2000-an," ujarnya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015