Surabaya (Antara Jatim) - Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar mendukung generasi muda menjadi pejuang iklim sebagai penggerak aksi perubahan iklim di lingkungannya.

"Menjelang acara 'Conference of Parties' (COP) ke-21 di Paris, Prancis yang akan merundingkan tentang perubahan iklim internasional, kian banyak acara bertemakan lingkungan hidup. Salah satunya 'Youth for Climate Camp' (YFCC) 2015 yang akan digelar di Prigen, Jawa Timur selama tiga hari mulai hari ini," katanya ketika berada di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jumat.

Ia mengatakan, peserta YFCC 2015 yang merupakan mahasiswa dari berbagai jurusan diharapkan dapat menginisiasi perumusan petisi yang nantinya akan disampaikan pada COP21 melalui paviliun Indonesia di Paris, kemudian petisi tersebut akan disebarkan melalui media sosial agar mendapatkan masukan lebih luas dari generasi muda di Indonesia.

"Secara internal saat ini Indonesia sedang dalam upaya pengurangan emisi lokal Indonesia sebesar 29 persen hingga tahun 2020 nanti, sehingga dampak dari perubahan iklim ini akan semakin parah dari waktu ke waktu, apalagi jika tidak ada aksi signifikansi untuk mengurangi emisi karbon," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya menjelang COP21 di Paris yang menentukan nasib dunia ini, maka generasi muda harus ikut serta memberi porsi lebih dengan mendengarkan apirasi, ide, dan harapan dari kegiatan COP21.

Selain itu, Rektor ITS, Joni Hermana mengatakan Indonesia dikatakan sebagai negara dengan tingkat kerentanan bencana paling tinggi, sehingga pihaknya mendukung penuh acara YFCC 2015 ini sebagai upaya kesiapan diri menghadapi bencana akibat perubahan iklim dunia.

"Indonesia sebagai salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim dan diharapkan generasi muda agar bersikap lebih strategis dalam upaya menarik perhatian dunia international agar mereka peduli dalam mengendalikan emisi karbonnya," tuturnya.

YFCC 2015 kali memilih tema "Agriculture and Climate Change". Acara yang diselenggarakan oleh "The Climate Reality Project Indonesia" ini melibatkan 60 mahasiswa dari berbagai universitas di Pulau Jawa.

Bersama Kantor UKP-PPI dan didukung oleh Japan International Coorperation Agency (JICA), acara ini bertujuan mengajak generasi muda untuk menjadi penggerak aksi perubahan iklim di lingkungannya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan ada berbagai capaian pemerintah kota Surabaya dalam sektor lingkungan hidup, mulai dari taman-taman kota, pembuatan lubang bipori, sampai pemberlakuan "green building" sebagai syarat izin bangunan di Surabaya.

"Dulu suhu udara di Surabaya panasnya bisa mencapai 35 derajat celcius, tapi sekarang sudah jauh lebih sejuk, paling tinggi hanya mencapai 32 derajat celcius dan itupun jarang terjadi," paparnya.(*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015