Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan konsep pembangunan infrastruktur harus sesuai dengan fungsinya baru kemudian mengonsep desain sesuai dengan kebutuhan yang akan dikembangkan

"Semua konsep infrastruktu sudah diatur by design oleh ahlinya sebagai seorang perencana, sehingga semuanya harus berdasarkan fungsinya, baru desainnya yang menyesuaikan bagaimana baiknya,” kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ketika menghadiri kegiatan alumni lintas angkatan di Ruang Djelantik Jurusan Arsitektur ITS, Jumat.

Ia mengatakan ketika ia hendak membuat sesuatu, maka ia berkeyakinan bahwa sesuatu itu pasti bisa diterapkan karena awalnya berangkat dari fungsi bukan pencitraan semata, karena harga bukanlah permasalahan sebab kekuatan dan ketahanan produk adalah yang terpenting.

"Ketika membuat pedestrian di daerah Gubeng sebenarnya yang mahal bukanlah penutup atasnya, tapi struktur bawahnya. Itu atasnya pakai granit saja, tapi bawahnya yang rumit, ada bagian bawah yang bisa untuk perbaikan saluran air. Hitungannya, pedestrian tersebut bisa tahan sampai 100 tahun," jelasnya.

Sebagai seorang perencana, ia menambahkan saya selalu memikirkan ketahanannya dulu, sebab jika semakin sering direkonstruksi maka biaya yang keluar juga semakin banyak, seperti ketahanannya hanya 10 tahun, maka tiap 10 tahun harus diganti karena selain mengganggu pejalan kaki, juga rekontruksinya bisa berlangsung lama.

"Saya sangat bersyukur meskipun saya tidak pintar menggambar, tapi saya punya basic sebagai arsitek perencana ketika menjadi Wali Kota, sehingga Kota Surabaya dapat menyabet beberapa penghargaan tingkat Asia Pasifik untuk sistem elektronik yang pernah digagasnya dan saya yang kawal karena saya punya base design dan perencanaan. Hasilnya, sudah banyak inovasi yang diadopsi kota-kota lain di Indonesia, misalnya Kota Banda Aceh,” ujar Risma.

Menurut dia, kalau seluruh kota di Indonesia bisa berubah menjadi bagus, maka tidak mengalami kekeringan namun di Surabaya pihakny masih bisa menanam sawi. Oleh karenanya, solusi itu bisa disebarkan sebagai bagian penanggulangan sistem perairan agar kota-kotalain tidak hancur.

"Saya berharap yang terbaik bagi almamaternya ini dan mudah-mudahan bisa terus memberikan semangat dan karya terbaiknya. Indonesia masih membutuhkan arsitek untuk membangun dan merencanakan keberlangsungan bangsa ke arah yang lebih baik,” ujarnya.

Perayaan Dies Natalis ke-50 Jurusan Arsitektur ITS juga dijadikan ajang silaturahmi antar alumni yang tersebar di seluruh Indonesia yang dihadiri baik dari angkatan pertama yakni A-1 hingga angkatan A-46 yang baru saja lulus tahun 2015 ini.

Sementara itu, Ketua Jurusan Arsitektur ITS, Purwanita Setijani mengatakan forum alumni merupakan wadah yang disajikan bagi para alumni Jurusan Arsitektur ITS untuk dapat bertukar pikiran demipengembangan jurusan ke depan.

"Di sisi lain, forum ini juga merupakan tempat pemaparan karya dan inovasi yang sudah dibuat oleh alumni. Seperti halnya oleh Risma, sapaan Tri Rismaharini, yang merupakan alumni angkatan A-15 yang telah banyak memberikan sumbangsih bagi kelangsungan perkembangan Kota Surabaya," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015