Malang (Antara Jatim) - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Islam Malang, menggelar aksi pengumpulan koin untuk Wali Kota Malang Moch Anton yang bertajuk "Ayo Kumpulkan Koin untuk Wali Kota Malang" di kawasan Jembatan Soekarno Hatta, Jumat.

"Aksi pengumpulan koin ini sebagai bentuk keprihatinan kami sekaligus kritik terhadap pak wali kota yang tidak segera melakukan pengecatan ulang marka jalan di lingkar Universitas Brawijaya (UB). Oleh karena itu, kami menggalang dana untuk biaya pengecatan marka jalan tersebut," kata Ketua PMII Komisariat Universitas Islam Malang (Unisma) Amran Umar di sela-sela aksi di kawasan Jembatan Soekarno Hatta Kota Malang.

Ia mengemukakam dana yang terkumpul dari penggalan dana tersebut akan diserahkan kepada Wali Kota Malang Moch Anton, Senin (7/9) agar marka jalan di kawasan lingkar UB segera dicat kembali setelah diubah ketika diberlakukannya uji coba jalur satu arah di kawasan itu.

Pada saat uji coba jalur satu awarh di kawasan UB, marka jalan tidak persis di tengah, tetapi berada di pinggir yang digunakan sebagai jalur khusus angkutan kota (angkot). Sekarang jalur lingkar UB sudah dikembalikan dua arah, namun sampai sekarang marka jalannya belum dikembalikan.

Aksi penggalangan dana itu dilakukan sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi PMII Komisariat Unisma itu dengan berkeliling untuk mengumpulkan sumbangan dari para pengendara yang berhenti di lampu merah perempatan Jembatan Soearno Hatta. Selain mengumpulkan sumbangan dari para pengendara, anggota PMII lainnya juga berorasi menyuarakan protes terhadap Pemkot Malang yang tidak saegera mengembalikan marka jalan tersebut.

Amran mengaku dirinya dan beberapa mahasiswa lainnya sudah menanyakan kepada DPRD Kota Malang terkait dana pengecatan marka jalan di lingkar UB tersebut dan DPRD menyatakan sudah menganggarkannya, namun kenyataannya sampai sekarang Pemkot Malang belum melakukan pengecatan.

Menanggapi aksi mahasiswa yang melakukan penggalangan dana tersebut, Wali Kota Malang Moh Anton mengakui Pemkot Malang memang tidak menganggarkan dana pengecatan marka jalan di lingkar UB karena pemkot belum berencana mengubah marka jalan di kawasan itu.

"Kami memang belum berencana mengubah marka jalan di kawasan itu karena selama ini volume kendaraan paling banyak dari arah barat (Dinoyo) menuju ke timur (Jalan Mayjend Panjaitan). Kalau posisi marka jalan dikembalikan ke tengah, kondisi arus lalu lintas di kawasan itu akan kembali macet," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemkot Malang belum mengalokasikan anggaran pengecatan ulang marka jalan di wilayah itu. "Selain itu, pemkot juga belum mencabut Peraturan Wali Kota (Perwali) tentang penerapan jalur satu arah di kawasan lingkar UB, sehingga marka jalan tetap dibiarkan seperti ketika jalur satu arah diberlakukan," katanya.(*)

Pewarta: Edang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015