Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah perajin batik di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan belum menaikkan harga penjualan batik Jonegoroan, meskipun ada kenaikan harga bahan pembuatan batik dipicu anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
    
"Perajin batik Jonegoroan belum menaikkan harga kain batik, meskipun bahan-bahan pembuat batik naik, sejak sepekan lalu," kata seorang perajin batik Jonegoroan di Bojonegoro Arifin, Senin.
    
Kenaikan harga bahan pembuatan batik dibenarkan seorang perajin batik lainnya di Bojonegoro Nanik Lusetyo, yang menyebutkan belum naiknya harga penjualan batik Jonegoroan, karena standar harga batik, ditentukan Asosiasi Batik Jonegoroan.
    
"Asosiasasi Batik Jonegoroan belum ada rencana menaikkan harga batik," jelas dia, yang juga pengurus Asosiasi Batik Jonegoroan itu.
    
Ia menyebutkan harga batik Jonegoroan, dengan bahan kain katun, paris, juga sutera, sampai saat ini masih tetap berkisar Rp70.000 sampai Rp500 ribu/potong.
    
Meski demikian, lanjut dia, perajin bisa menentukan harga sendiri hanya untuk batik tulis dengan bahan kain sutera, tapi tidak untuk batik Jonegoroan dengan bahan katun atau paris.
    
Menurut Arifin, perajin belum berani menaikkan harga penjualan batik, karena takut sepi pembeli.
    
"Harga batik Jonegoroan, yang sekarang berlaku merupakan harga penyesuaian ketika ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), beberapa waktu lalu," jelas dia.
    
Lebih lanjut Arifin menjelaskan bahan batik mulai kain, pewarna juga lilin semuanya produk luar negeri, yang harganya dipengaruhi dengan dolar Amerika Serikat.
    
Harga kain katun produksi Amerika Serikat, India, dan China, yang biasanya sekitar Rp13.500/meter, naik menjadi Rp15.000/meter.
    
Begitu pula, lanjut dia, harga pewarna batik termurah warna kuning, juga naik dari Rp130.000/kilogram, menjadi Rp150.000/kilogram. Warna biruyang termahal naik dari Rp500 ribu/kilogram, menjadi Rp515 ribu/kilogram.
    
"Harga lilin yang semula Rp26.000/kilogram, ikut naik menjadi Rp30.000/kilogram," tambahnya.
    
Seorang petugas di Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Bojonegoro Ria Lestari, menyebutkan di stand dekranasda yang mengisi batik Jonegoroan ada 15 perajin batik, mulai kain batik, dan baju.
    
"Kami juga menunjukkan alamat perajin kalau memang konsumen ingin membeli dalam jumlah banyak," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015