Blitar (Antara Jatim) -  CEO Arema Iwan Budianto menilai pelatih klubnya, Suharno, yang meninggal dunia mendadak di Puskesmas Pakisaji dalam perjalanan pulang melatih dari Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (19/8) petang, merupakan sosok yang gigih, jujur.

"Buat saya yang pasti, Suharno pelatih yang gigih, jujur. Suharno menjadi salah seorang yang terdekat dengan saya, yang selalu membesarkan hati saat carut marut seperti sekarang. Kami sangat kehilangan atas kepergian Suharno secara tiba-tiba," kata Iwan kepada wartawan di rumah duka, di Desa Mandesan, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar, Rabu malam.

Iwan mengatakan, Suharno selaku pelatih Arema Cronus selalu memberikan hal yang positif. Ia merasa tenang, karena pelatih itu selalu bersikap optimistis dalam setiap kesempatan. Hal itu misalnya dilakukan Suharno saat tidak adanya kejelasan kompetisi sepak bola seperti sekarang, adanya sanksi dari FIFA , maupun sanksi dari pemerintah terhadap sepak bola di Tanah Air.

Ia juga mengaku sebelum sakit dan meninggal dunia, Suharno sempat memberikan laporan kepadanya terkait dengan latihan pemain, termasuk siapa saja yang berlatih, maupun kondisi mereka.

"Beliau juga masih sempat membesarkan hati saya, agar tetap bersemangat bahwa sepak bola akan pulih kembali," kata Iwan.

Dia menilai, Suharno merupakan sosok pahlawan bagi keluarga, karena ia meninggal dunia saat mencari nafkah untuk keluarga. Selain itu, ia juga pahlawan untuk Arema, karena ia meninggal dunia setelah memimpin latihan dan saat meninggal pun masih menggunakan seragam pelatih Arema.

Pelatih Arema Cronus, Suharno, meninggal dunia pada usia 55 tahun di Puskesmas Pakisaji, Kabupaten Malang, Rabu (19/8) petang. Meninggalnya Suharno diketahui secara mendadak setelah mantan pelatih Persegres Gresik United itu pulang melatih tim berjuluk "Singo Edan" di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Suharno diketahui mengeluh sakit saat perjalanan pulang setelah latihan. Ia lalu dibawa singgah ke Puskesmas Pakisaji yang dilewatinya untuk mendapatkan perawatan medis dengan diberikan bantuan oksigen.

Namun upaya tersebut tidak berhasil dan sekitar pukul 19.40 WIB pelatih yang dikenal dekat dengan suporter Arema atau biasa disebut dengan Aremania itu mengembuskan nafas terakhir di puskesmas itu.

Jenazah Suharno dibawa ke rumah duka, di Desa Mandesan, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar. Jenazah saat ini masih diinapkan di rumah tersebut, dan rencananya dimakamkan di pemakaman keluarga, di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Jenazah rencananya dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB.

Sejumlah petinggi Arema juga ikut melayat ke rumah duka, salah satunya CEO Arema Iwan Budianto. Selain itu, juga terdapat sejumlah Aremania yang sengaja melayat ke rumah duka, mengucapkan belasungkawa.

Keluarga pun juga sangat berduka dengan kepergian almarhum. Walaupun masih kaget, karena wafat secara mendadak, tapi mereka berusaha tegar. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015