Probolinggo (Antara Jatim) - Lahan pertanian di Kabupaten Probolinggo masih dinyatakan aman dari kekeringan dan tidak memberikan dampak yang signifikan bagi pertanian khususnya pada sentra lahan pangan.

"Beberapa irigasi memang mulai kering, namun saat ini masih dinyatakan aman dan tidak sampai gagal panen karena kondisi lahan pertanian yang saat ini ditanami padi masih mendapatkan air yang mencukupi,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Kabupaten Probolinggo, Mahbub Zunaidi, Selasa.

Ia mengatakan, sebelumnya Disperta juga sudah mensosialisasikan dan menganjurkan petani yang memiliki sumber air tipis tidak menanam padi, tetapi diarahkan untuk menanam palawija yang tidak membutuhkan air terlalu banyak agar petani tidak rugi karena gagal panen.

"Petani sudah bisa memilih tanaman yang tidak membutuhkan air terlalu banyak seperti palawija, jagung, dan kedelai. Jika sistem pengairannya atau irigasinya bagus, maka para petani akan berani menanam padi, meskipun saat ini sudah masuk musim kemarau," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, pada bulan April lalu, pihaknya sudah menganggarkan dana Rp5,5 miliar untuk perbaikan di sektor jaringan irigasi agar dapat meningkatkan target swasembada pangan sebesar 35 persen dengan luas areal tanam padi mencapai 6 ribu hektar sawah.

"Perbaikan jaringan irigasi meliputi rehab jaringan, pembangunan jaringan irigasi, serta pembuatan sumur dengan fasilitasnya yang terlebih dahulu diverifikasi agar perbaikan jaringan irigasi kepada petani bisa sesuai target," tuturnya.

Menurut dia, perbaikan jaringan irigasi tersebut sudah tersebar di 16 kecamatan dengan 57 titik lokasi, pembangunan jaringan di 22 kecamatan dengan 29 titik lokasi, pembuatan sumur dengan fasilitasnya di 14 kecamatan dengan 32 titik lokasi.

"Sistem pengerjaan yang akan dilakukan dalam perbaikan jaringan irigasi tersebut dilakukan dengan cara Penujukan Langsung (PL) yang dikerjakan oleh kelompok tani atau poktan yang sudah lolos verifikasi dari Dinas Pertanian Tanaman dan Pangan," jelasnya.

Selain dana DAK, lanjutnya anggaran dana untuk perbaikan jaringan irigasi juga dialokasikan dari anggaran dana APBN-P di lahan seluas 1.500 hektar dengan nilai mencapai Rp1,5 miliar agar bisa meningkatkan indeks pertanian minimal sebesar 50 persen serta meningkatkan produktivitas pertanian minimal 0,3 ton per hektar.

"Inilah perlunya perbaikan irigasi karena akan sangat bermanfaat di musim kemarau, sehingga diharapkan para petani tidak akan cemas lagi dengan hasil produktivitas tanamannya dan tidak akan rugi ketika masa panen," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015