Jombang (Antara Jatim) - Sebanyak 30 ribu desa di Indonesia sampai saat ini masih belum terliri listrik, sehingga pontesi di daerah itu belum bisa dimaksimalkan karena masih terkendala penerangan.

"30 ribu desa masih belum teraliri listrik. Paling banyak di luar Jawa dan kami ingin 2025 semua terang (bisa teraliri listrik," kata Staf Ahli Kementerian ESDM Tri Mumpuni Wiyatno, ditemui dalam seminar ekonomi di Kampus Universitas Darul Ulum Jombang, Jatim, Minggu.

Ia mengatakan jumlah desa yang belum teraliri listrik masih sangat besar. Terdapat berbagai macam kendala yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan. Selain masalah infrastruktur, juga terkendala belum tertatanya organisasi di masyarakat.

Sebenarnya, kata dia, banyak potensi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan sumber daya listrik, seperti dari air, angin, sampai biogas. Namun, belum semua masyarakat mengetahui bagaimana memanfaatkan sumber daya alam itu untuk kepentingan masyarakat.

Ia mengaku mempunyai berbagai macam pengalaman untuk menjadikan potensi sumber daya alam menjadi listrik. Ia sering membuat proyek untuk mengembangkan kemandirian masyarakat di kawasan terpencil melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).

Dengan menggunakan tenaga air, mampu diciptakan aliran listrik di daerah terpencil. Mereka tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan listrik, sebab di daerahnya sudah bisa memproduksi listrik dari tenaga air.

Ia mengatakan, dari pengalamannya sudah ada 82 desa yang berhasil mempunyai sumber daya listrik dari hasil pengolahan potensi di daerah mereka. Dalam upayanya, warga dimanfaatkan untuk bekerjasama membuat serta memelihara berbagai macam alat yang bisa digunakan untuk menghasilkan aliran listrik tersebut.

"Kami siapkan konsep dasar untuk mengubah paradigma masyarakat maupun pemerintah sendiri bagaimana bisa sinergi untuk saling menguntungkan demi terciptanya kedaulatan energi bangsa," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini denga tim sedang menyiapkan dan memprosesu untuk proyek tersebut. Ia juga merencanakan dengan matang, dan berharap hasil yang maksimal. Hal itu berdasarkan dari pengalaman dimana proyek pemerintah sering hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

"Kami persiapkan komprehensif, sehingga jika diterapkan tidak akan menjadi proyek pemerintah yang seperti biasanya, cepat rusak. Kami ingin berikan yang berbeda," katanya.

Nantinya, lanjut dia, terdapat sejumlah daerah di Jawa Timur yang akan menjadi daerah sebagai proyek pekerjaan tersebut. Pemerintah akan membantu dalam segi keuangan dan nantinya dalam realisasinya juga melibatkan masyarakat.(*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015