Bojonegoro (Antara Jatim) - Kapolres Bojonegoro, Jawa Timur, AKBP Hendri Fiuser mengatakan kerusuhan di proyek minyak Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, yang dipicu kemarahan ribuan karyawan yang melakukan tindakan anarkhis dengan merusak kantor dan mobil sudah terkendali.
"Karyawan yang bertindak anarkhis sudah bisa dikendalikan. Mereka bertindak anarkhis, disebabkan marah tidak bisa keluar dari lokasi tempat bekerja untuk makan siang," katanya, Sabtu.
Ia menjelaskan kejadian keributan di lokasi proyek minyak Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, terjadi Sabtu antara pukul 12.00-12.30 WIB. Saat itu waktunya karyawan proyek minyak Blok Cepu istirahat.
Ketika itu, kata dia, ribuan tenaga kerja proyek minyak Blok Cepu, akan keluar dari lokasi proyek untuk makan siang.
Tapi, menurut dia, ribuan karyawan terpaksa harus antre, karena hanya ada dua pintu keluar, yang biasanya bisa keluar melalui lima pintu.
"Perubahan pintu keluar dari lima pintu menjadi dua pintu, karena kebijakan manajemen," jelas dia.
Karena lama menunggu, menurut dia, karyawan minyak Blok Cepu, yang berusaha keluar akhirnya bersitegang dengan petugas keamanan setempat, karena berdesak-desakkan.
"Ribuan karyawan yang lama menunggu keluar, akhirnya marah dan merusak mobil dan kantor di proyek minyak Blok Cepu," katanya menjelaskan.
"Ada satu mobil yang dibakar, tapi kalau kantor tidak dibakar," tambah Bupati Bojonegoro Suyoto.
Ia membenarkan bahwa terjadinya kerusuhan di proyek minyak Blok Cepu, dipicu ribuan karyawan yang sulit keluar untuk makan siang, disebabkan adanya perubahan kebijakan manajemen.
"Kami masih belum tahu penyebab pastinya yang mengubah kebijakan soal pintu keluar. Yang jelas, ketika itu karyawan yang marah mencari petugas PT Tripatra, yang mengerjakan proyek minyak Blok Cepu," paparnya.
Yang jelas, menurut dia, pemkab akan mengundang kedua belah pihak yaitu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan PT Tripatra, untuk mendudukkan permasalahan yang terjadi, agar kondisi di lokasi proyek minyak Blok Cepu, bisa berjalan normal.
"Saat ini ribuan pekerja proyek minyak Blok Cepu diliburkan," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Karyawan yang bertindak anarkhis sudah bisa dikendalikan. Mereka bertindak anarkhis, disebabkan marah tidak bisa keluar dari lokasi tempat bekerja untuk makan siang," katanya, Sabtu.
Ia menjelaskan kejadian keributan di lokasi proyek minyak Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, terjadi Sabtu antara pukul 12.00-12.30 WIB. Saat itu waktunya karyawan proyek minyak Blok Cepu istirahat.
Ketika itu, kata dia, ribuan tenaga kerja proyek minyak Blok Cepu, akan keluar dari lokasi proyek untuk makan siang.
Tapi, menurut dia, ribuan karyawan terpaksa harus antre, karena hanya ada dua pintu keluar, yang biasanya bisa keluar melalui lima pintu.
"Perubahan pintu keluar dari lima pintu menjadi dua pintu, karena kebijakan manajemen," jelas dia.
Karena lama menunggu, menurut dia, karyawan minyak Blok Cepu, yang berusaha keluar akhirnya bersitegang dengan petugas keamanan setempat, karena berdesak-desakkan.
"Ribuan karyawan yang lama menunggu keluar, akhirnya marah dan merusak mobil dan kantor di proyek minyak Blok Cepu," katanya menjelaskan.
"Ada satu mobil yang dibakar, tapi kalau kantor tidak dibakar," tambah Bupati Bojonegoro Suyoto.
Ia membenarkan bahwa terjadinya kerusuhan di proyek minyak Blok Cepu, dipicu ribuan karyawan yang sulit keluar untuk makan siang, disebabkan adanya perubahan kebijakan manajemen.
"Kami masih belum tahu penyebab pastinya yang mengubah kebijakan soal pintu keluar. Yang jelas, ketika itu karyawan yang marah mencari petugas PT Tripatra, yang mengerjakan proyek minyak Blok Cepu," paparnya.
Yang jelas, menurut dia, pemkab akan mengundang kedua belah pihak yaitu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan PT Tripatra, untuk mendudukkan permasalahan yang terjadi, agar kondisi di lokasi proyek minyak Blok Cepu, bisa berjalan normal.
"Saat ini ribuan pekerja proyek minyak Blok Cepu diliburkan," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015