Jember (Antara Jatim) - Humas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit diare yang biasanya meningkat usai Lebaran.

Humas Dinkes Jember, Yumarlis, Sabtu, mengatakan jumlah penderita diare biasanya selalu meningkat pascalebaran setiap tahun, sehingga banyak pasien di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan rumah sakit yang berobat jalan.

"Kasus diare di sejumlah daerah meningkat karena banyak warga yang makannya tidak terkendali dan menyantap makanan yang ada di meja makan saat silaturahmi ke sanak saudara," tuturnya.

Ia menjelaskan penyebab diare biasanya berasal dari perubahan pola makan karena biasanya warga menyantap makanan yang dihidangkan pada saat Hari Raya Idul Fitri yang cenderung mengandung santan, sehingga perut yang awalnya terbiasa berpuasa menjadi kaget dengan banyaknya makanan yang dicerna saat Lebaran.

"Sebaiknya warga tetap mengontrol makanan yang tersaji di meja makan karena kondisi lambung usai Lebaran masih dalam proses menyesuaikan diri setelah berpuasa selama sebulan," katanya.

Menurutnya, gangguan pencernaan dapat terjadi karena pencernaan seseorang sebelumnya menjalani puasa kemudian mengonsumsi berbagai macam makanan dan minuman dalam jumlah yang berlebihan. 

"Biasanya gejala yang menyebabkan masalah pencernaan, seperti sakit perut, mulas, nyeri, dan kembung yang berujung pada masalah buang air besar berlebihan hingga menyebabkan diare," paparnya.

Agar tidak terkena diare, atau penyakit lainnya seperti hipertensi, Yumarlis mengimbau warga sebaiknya mengendalikan diri dan tidak pelru makan makanan secara berlebihan.

Sejauh ini, lanjut dia, jumlah pasien diare di puskesmas meningkat dalam hal yang wajar yakni sekitar 5-7 pasien setiap hari dan tidak ada peningkatan jumlah secara signifikan, namun Dinkes meminta puskesmas dan rumah sakit selalu siaga melayani pasien diare usai Lebaran.

"Banyak warga yang mengabaikan penyakit diare karena penyakit tersebut tidak menyebabkan kematian dan mereka akan ke puskesmas atau rumah sakit kalau sudah dalam kondisi diare yang kritis," katanya.(*)
     

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015