Pasuruan (Antara Jatim) - Jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang ditutup sementara sejak 17 Juli lalu dengan batas waktu yang belum ditentukan karena kawasan hutan terbakar, meskipun api sudah berhasil dipadamkan.

“Sampai dengan sekarang jalur pendakian masih kami tutup dan sudah berlangsung sekitar lima hari ini. Pemberlakuan penutupan sengaja dilakukan kami karena kawasan ini masih belum aman, bahkan berbahaya bagi para pendaki yang akan naik ke puncak gunung,” jelas Koordinator Wisata Alam UPT Tahura R. Soerjo, Agus Budi Utomo, Rabu.

Ia mengatakan, terbakarnya hutan di kawasan Arjuno-Welirang beberapa waktu lalu, membuat pengelola sementara waktu ini menutup jalur pendakian, meskipun api sudah berhasil dipadamkan, sehingga pihaknya akan menonaktifkan semua aktivitas maupun kegiatan yang ada di kawasan Arjuno-Welirang.

"Kami sementara ini akan meniadakan semua kegiatan, termasuk aktivitas dan kegiatan lainnya di sepanjang  kawasan Tahura R. Soerjo. Penutupan tersebut, berlaku di semua pos pendakian, mulai dari Tretes dan Tambakwatu, Kabupaten Pasuruan, Kebun Teh, Kabupaten Malang dan Sumberbrantas, Kota Batu," katanya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, semua pintu akses dan pos pendakian menuju Arjuno–Welirang sudah ditutup, tanpa terkecuali dan masih belum dapat memastikan kapan kawasan Arjuno-Welirang akan dibuka untuk umum.

“Soal kapan akan dibuka, keputusannya akan kami koordinasikan dengan koordinator pengendalian di lapangan juga kantor UPT dan sejauh ini masih dilakukan evaluasi dan masih menunggu hasilya,” ujarnya.

Menurut dia dari pantauannya masih terdapat pendaki yang akan mendaki Gunung Arjuno-Welirang melewati pintu pos pendakian Tretes, Prigen, meskipun masih dalam suasana lebaran, namun pihaknya harus melarang mereka demi kebaikan keselamatan pendaki.

"Meski suasana masih Lebaran, mereka datang untuk mendaki. Para pendaki yang datang dari berbagai daerah yang hendak ke puncak Arjuno maupun Welirang. Para pendaki didominasi datang  dari luar Kabupaten Pasuruan, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan. Bahkan, luar provinsi pun ada, yakni Solo, Semarang, Jogjakarta, dan Bandung," katanya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015