Surabaya (Antara Jatim ) - Delapan mahasiswa Queensland University of Technology (QUT) Australia belajar Tari Saman (Aceh) di Selasar Fakultas Hukum (FH) Universitas Surabaya (Ubaya), Selasa.
     
"Kami agak kesulitan, karena cuaca di sini sedang panas, tapi menyenangkan, apalagi musiknya sangat menyejukkan, berbeda dengan negara kami," kata mahasiswi QUT, Eleni Alexandra Grady.
     
Eleni belajar "Indonesian Dance" itu bersama tujuh rekan, yakni Susan Connor, Lucy Victoria Irvine, Katie Trinh, Brittanny Margaret White, Scott David Usher, Kelvin Kumar Poptan, dan Kenneth Lee.

"Tari Saman dipilih sebagai bagian dari pembelajaran karena sesuai permintaan dari  QUT untuk mengenalkan budaya Indonesia yang  bersifar kelompok," kata Manajer Kerja sama Internasional Ubaya, Adi Teja Kusuma, B.Bus M.Com.
     
Namun, katanya, mereka tidak hanya dikenalkan dengan gerakan tarian itu, melainkan juga dikenalkan dengan perlengkapan untuk tarian itu, diantaranya pakaian dan aksesorisnya.
     
"Belajar tarian asli Indonesia menjadi muatan penting dalam Summer Program kali ini supaya mahasiswa asing yang datang ke sini mengetahui dan mengenal salah satu kekayaan budaya Indonesia," tuturnya.
     
Sementara itu, salah satu dosen QUT asal Indonesia yang menjadi pendamping kedelapan mahasiswa itu, Dr Connie Susilawati, mengatakan kedelapan mahasiswa itu sebenarnya datang untuk belajar tentang properti di Indonesia.
     
"Mereka fokus pada pembelajaran The Essential of Indonesian Property, namun kami juga mengenalkan mereka tentang  Indonesia, seperti makanan, tarian dan aksesorisnya, dan sedikit bahasa, seperti selamat pagi, terima kasih," ujarnya.
     
Selain itu, mereka juga melihat Tugu Pahlawan, Museum Surabaya (Siola), Museum Seni Surabaya (House of Sampoerna), Hotel Oranye (Tunjungan), Kebun Bibit Surabaya (taman rusa), dan sebagainya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015