Surabaya (Antara Jatim) - Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur meminta Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur pada 1-5 Agustus mendatang membahas optimalisasi kader IPNU/IPPNU dan Ansor/Fatayat untuk NU.

"Jangan sampai orang yang sering main ke kantor NU dijadikan pengurus, karena NU sudah memiliki proses kaderisasi dari kalangan IPNU, IPPNU, Ansor, dan Fatayat NU," kata Ketua Majelis Alumni IPNU Jatim Muzammil Syafii di Surabaya, Minggu.

Dalam dialog "Reorientasi IPNU sebagai Basis Kaderisasi NU" bersama pengurus PW IPNU Jatim dan pimpinan cabang IPNU se-Jatim di Gedung PWNU Jatim, ia menjelaskan IPNU/IPPNU sudah mendidik kader potensial di sekolah, pesantren, dan perguruan tinggi.

"NU harus mengakomodasi kader yang sudah melalui proses kaderisasi yang matang itu, sebab kalau NU mengambil dari luar justru akan rugi, karena NU akan menemukan pengurus yang tidak jelas atau justru pengurus yang berhaluan liberal atau ekstrem kanan," katanya.

Menurut dia, proses kaderisasi yang tepat akan membuat NU memiliki citra kader NU dengan tujuh citra yakni paham Aswaja (Islam Nusantara), paham ke-NU-an (loyal), integritas moral, wawasan kebangsaan, profesional, berwatak kepemimpinan, dan jejaring.

"Jadi, NU harus menerapkan konsep kaderisasi yang berkesinambungan agar NU mendapatkan pengurus yang terjamin loyalitasnya mulai dari kepengurusan di tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat," katanya.

Dalam kesempatan itu, mantan Ketua PW IPNU Jatim Imam Fadlli menegaskan bahwa NU juga harus mempertegas kelompok sasaran IPNU/IPPNU yakni pelajar, santri, dan mahasiswa. "Selama ini, mahasiswa masih belum disebut secara tegas," katanya.

Dengan penegasan kelompok sasaran itu, katanya, NU akan dapat mengandalkan IPNU/IPPNU di kalangan perguruan tinggi. "Bukan seperti selama ini berharap kepada PMII, padahal PMII tidak mau sepenuhnya kembali pada NU. Justru, IPNU Jatim sudah mempunyai 33 komisariat di PTN/PTS se-Jatim," katanya.

Secara terpisah, Ketua Lembaga Perguruan Tinggi NU (LPTNU) Jatim Prof Dr H Babun Suharto SE MM mendesak peserta Muktamar Ke-33 NU untuk membentuk komisi khusus perguruan tinggi.

"Komisi khusus perguruan tinggi itu penting untuk membahas kelembagaan/kerja sama, akademik/kemahasiswaan, tenaga kependidikan, penjaminan mutu, dan penelitian/pengabdian masyarakat," katanya.

Selain itu, standarisasi Kurikulum Aswaja PTNU, perlunya keanggotaan internasional untuk warga NU, jejaring antar-perguruan tinggi NU, dan sebagainya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015