Surabaya (Antara Jatim) - Duta wisata Cak dan Ning dan musisi "underground" melakukan aksi sosial dengan bagi-bagi takjil dan "Sahur On The Road" (SOTR) di kawasan Jalan Sedap Malam Kota Surabaya, Sabtu.

Koordinator Musisi Underground Surabaya, Erwin Balanar mengatakan kegiatan ini menggabungkan dua unsur berbeda menjadi satu yang di prakarsai oleh Paguyuban Cak dan Ning Surabaya bersama perwakilan musisi dari genre musik didalam komunitas "Underground".

"Para musisi ini di antaranya berasal dari aliran Hardcore, Metal, Punk, dan Hip-Hop," katanya.

Selain bagi-bagi takjil, lanjut dia, mereka juga membagikan sekitar 100 kaos bertema "Ramadhan Youth Invasion", yang langsung disablon di lokasi.

Menurut dia, pihaknya sengaja membawa alat sablon sendiri yang mereka miliki. Hal ini dilakukan sebagai simbol penggerak roda ekonomi.


Tidak hanya menggelar kegiatan bernuansa Ramadhan, barisan anak-anak muda berbagai organisasi tersebut juga bersiap mengkampanyekan Cinta Budaya Surabaya ala Anak Muda.

Gerakan tersebut akan dilangsungkan marathon yakni pada 11 dan 12 Juli nanti. Bentuknya, pada 11 Juli diawali oleh Komunitas Underground dengan menggelar aksi pertunjukkan musik bertajuk "Ramadhan Attack 2015", di halaman Fisip Kampus B Unair Surabaya.


Keesokan harinya, giliran Paguyuban Cak dan Ning Surabaya menggelar kegiatan Safari Ramadhan Heroik Surabaya yakni Ngabuburit dengan blusukan di Rumah HOS Tjokroaminoto dan Rumah Kelahiran Soekarno, Presiden Pertama RI.

Agenda ini dilanjutkan dengan berbuka bersama di Sekertariat Korps Cacat Veteran Tumbal Negara, di Jalan Rajawali.

Erwin Balanar mengatakan kegiatan Ramadhan Attack Surabaya (RAS) 2015 digelar setiap tahun. Ajang tersebut tidak hanya sekedar unjuk penampilan dari 20 Band.

"Pemasukan tiket dari pertunjukkan akan disumbangkan untuk Panti Asuhan, tahun ini. Esensi kami dalam bermusik memang harus memiliki kepedulian bagi sesama," kata Erwin sekaligus Vokalis Band Full Frontal ini.


Hal itu dibuktikan sejak kegiatan bermusik ini pertama kali digelar sekitar pertengahan tahun 2007 lalu. Peristiwa bencana alam Gempa di Bantul, Yogyakarta, dikatakan Erwin menjadi motor dari para senior penggagas RAS.

"Kita bermusik tanpa dibayar dan hasil pemasukan dari tiket pun langsung disumbangkan," katanya.

Sementara, terkait agenda Safari Ramadhan Heroik Surabaya, Ketua Paguyuban Cak dan Ning Surabaya 2015-2018 Tsaqib Abdurrahman, merupakan bentuk dari cara anak muda tidak melupakan sejarah.

"Banyak memori dan peninggalan sejarah perjuangan dan pergerakan Kemerdekaan RI, bermula dari Surabaya. Termasuk Bung Karno sendiri Arek Suroboyo," urainya.

Caranya, kata Cak Suroboyo 2013 ini dengan menebar perhatian dan saling peduli dengan para Veteran, sebab tanpa kehadiran para Pahlawan, Surabaya tidak bisa seperti saat ini. Terlebih, dengan Sejarah bermulanya Surabaya berkat peran Raden Joko Berek, atau lebih populer dengan sebutan Sawunggaling.

Sawunggaling, dikatakan Tsaqib memiliki makna tersendiri oleh Paguyuban Cak dan Ning yakni sebagai simbol Keberanian, Rendah Hati, sekaligus tonggak Babat Alas Suroboyo menjadi inspirasi bagi Cak dan Ning Surabaya.

Bahkan, lanjut dia, dalam perhelatan malam Grand Final Cak dan Ning Surabaya 2015, tanggal 1 Juni 2015, sengaja mengusung Tema "The Rise Of Sawunggaling".

"Kegiatan sore ini sekaligus kami mengucapkan beribu terimakasih bagi warga Surabaya yang sudah membantu mempertahankan budaya dan kegiatan kami. Karena Kita Cinta Surabaya," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015