Pamekasan (Antara Jatim) - Bupati Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Achmad Syafii, meminta agar masyarakat tidak memberi uang kepada pengimis, menyusul maraknya praktik mengemis di wilayah itu, sejak awal Ramadhan.

"Para pengemis itu sudah kita bina dan pemerintah telah membuat program untuk membantu mereka. Oleh karenanya, masyarakat sebaiknya jangan memberi uang kepada para pengemis," kata Achmad Syafii di Pamekasan, Jumat.

Ia menjelaskan, pengemis yang kini mulai banyak di Pamekasan sebenarnya bukan orang yang benar-benar miskin, akan tetapi, karena mengemis dianggap sebagai pekerjaan yang menghasilkan uang.

Pemerintah baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun di tingkat pusat, telah membuat program untuk menanggulangi kemiskinan dan program itu telah berjalan dan bantuannya telah diterima oleh warga yang berhak menerima bantuan, termasuk program untuk menanggulangi pengemis.

Hanya saja, karena yang menjadi faktor utama mereka mengemis bukan karena kemiskinan, akan tetapi karena mental, maka, kendatipun ada program bantuan dari pemerintah, mereka tetap saja mengemis.

Masyarakat, kata dia, harus ikut membantu berupaya agar mereka tidak mengemis lagi. "Caranya tentu jangan dikasih uang," kata Syafii.

Sebab,  jika masyarakat tetap memberi uang, maka hal itu sama dengan membiarkan mereka bergantung dan tidak akan berubah atau berhenti untuk mengemis.

"Di Pamekasan ini memang ada kantong-kantong pengemis, yakni di Kecamatan Tlanakan. Tapi setelah kami teliti, mereka bukan miskin yang harus memaksa untuk mengemis, akan tetapi karena mental," katanya.

Bupati menjelaskan, program yang telah dicanangkan pemerintah untuk menekan kemiskinan, termasuk menanggulangi pengemis antara lain, program bantuan langsung masyarakat (BLM), program jaminan sosial, bantuan beras untuk warga miskin, program keluarga harapan, serta berbagai jenis program pemberdayaan lainnya.

"Di Tlanakan itu, Dinsos sudah pernah memberikan bantuan kambing untuk diternak, ternyata kambingnya dijual, dan mereka kembali mengemis," kata bupati.

Memasuki awal Ramadhan 1436 Hijriah ini, warga mengemis yang datang ke kota Pamekasan memang terpantau semakin banyak. Mereka mengemis dengan mendatangi rumah-rumah warga, bahkan ada sebagian yang masuk ke kantor-kantor pemerintahan di lingkungan Pemkab Pamekasan.

Para pengemis musiman ini tidak hanya dari Kabupaten Pamekasan akan tetapi juga banyak yang berasal dari Kabupaten Sumenep, yakni dari Desa Pragaan, sebuah desa yang dikenal sebagai "Kampung Pengemis" di Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, karena di desa itu hampir semua penduduknya memang menjadi pengemis. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015