Malang (Antara Jatim) -   Gemerlap dan kerlap-kerlip lampu taman di setiap sudut Kota Malang, Jawa Timur menambah kesyahduan jalanan di kota berhawa sejuk itu, nampak "cantik", tenang dan nyaman pada malam hari.

         Pada siang hari pun, beragam wahana dan fasilitas untuk refreshing di tengah kota juga bisa digunakan untuk rekreasi keluarga.

         Beberapa tahun terakhir ini, Kota Malang terus bersolek dan mempercantik sudut-sudut kota dengan memperbanyak taman. Bahkan dua tahun terakhir ini taman-taman kota yang sudah ada sebelumnya terus dipercantik dan diperbanyak wahananya serta diperluas fungsinya.

         Tidak hanya sekadar memperindah sudut kota, tetapi juga menjadi tujuan wisata keluarga berbiaya murah dan mudah dijangkau.

         Untuk memperindah dan menambah berbagai wahana di area taman kota itu, Pemkot Malang tidak perlu mengeluarkan anggaran dari APBD-nya.

         Pemkot cukup hanya "menodong" para pengusaha yang menjalankan bisnisnya di wilayah itu untuk mengucurkan dananya bagi pembangunan kota pendidikan itu melalui dana tangugung jawab sosial perusahaan atau "corporate social responsibility" (CSR).

         Dalam dua tahun terakhir ini, sejumlah taman yang terus dipercantik dan ditambah wahananya adalah Taman Malabar yang dilengkapi dengan berbagai arena bermain anak-anak dan orang dewasa. Taman yang berlokasi di Jalan Merbabu Kota Malang itu memanfaatkan dana CSR perusahaan peralatan kecantikan.

         Taman kunang-kunang yang berada di sepanjang Jalan Jakarta, jika malam hari seperti ada kunang-kunang yang bertebaran di kawasan itu. Taman tersebut mengadopsi taman dari negara tetangga, Malaysia.

         Selain itu, juga ada Taman Merjosari yang dilengkapi berbagai fasilitas, seperti "jogging track", gazebo untuk istirahat yang dilengkapi dengan "wifi", area pasir untuk anak-anak, alat bermain anak-anak, bahkan saat ini sedang dikaji untuk ditambah fasilitasnya dengan gondola (kereta gantung) dan taman sepeda udara.

         "Taman-taman itu tidak hanya menambah keindahan kota, tapi juga memberikan alternatif bagi masyarakat yang ingin 'refreshing' dan rekreasi bersama keluarga dengan biaya murah dan mudah aksesnya, namun tidak menghilangkan tujuan utamanya, yakni rekreasi," ucap Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang, Erik S Santoso.

         Bahkan, lanjutnya, jika warga ingin menghilangkan penat dan rekreasi sambil menambah ilmu pengetahuan, bisa datang ke Taman Trunoyo yang menyediakan perpustakaan di kawasan taman.

         Saat ini masyarakat lebih banyak pilihan untuk menghilangkan penat dan rekreasi bersama keluarga tanpa mengeluarkan banyak biaya dan menghabiskan waktu di jalan.

         Untuk membangun dan mempercantik sejumlah taman kota ini, kata Erik, Pemkot Malang tidak perlu mengeluarkan dana dari APBD, tapi cukup dengan berkomunikasi dan menjalin kemitraan dengan perusahaan yang beroperasi di wilayah Kota Malang maupun di luar kota itu.

         Ia mengatakan ada sejumlah perusahaan yang sudah mendonasikan dana tanggung jawab sosialnya (CSR) untuk membangun taman-taman di Kota Malang, mulai dari yang berskala kecil hingga besar sebagai wahana alternatif untuk rekreasi keluarga di tengah kota, seperti Taman Merbabu, Taman Kunang-kunang, Taman Merjosari dan Taman Trunojoyo, serta Alun-alun Kota Malang.

         Dari sejumlah taman kota yang ada di daerah itu, sebagian didanai oleh perusahaan yang beroperasi di Kota Malang dan sekitarnya.

         "Ya tidak semua didanai oleh perusahaan, ada beberapa titik yang tetap menggunakan dana APBD, meski nominalnya tidak sebesar yang dikucurkan oleh perusahaan," ujarnya.

         Sementara Wali Kota Malang Moch Anton mengemukakan jika upaya mempercantik taman-taman di kota itu tidak harus mengeluarkan dana dari APBD, sebab banyak perusahaan yang menawarkan jasanya untuk mendanai program itu.

         Ada beberapa taman yang pembangunannya didanai dari perusahaan, bahkan revitalisasi taman itu akan diperluas hingga di kecamatan, tidak hanya di pusat kota.

         "Saya yakin banyak teman-teman saya (pengusaha) yang mau mendanai pembangunan dan revitalisasi taman-taman kota di daerah ini, bahkan mereka juga mau melengkapi taman itu dengan banyak fasilitas yang bisa dinikmati masyarakat sebagai wahana wisata baru di tengah kota," imbuh Anton.

         Bahkan, lanjutnya, program pemkot ke depan, di setiap kecamatan ada taman yang dilengkapi dengan wahana wisata, terutama fasilitas bermain anak-anak, dengan harapan masyarakat tidak akan menumpuk di Alun-alun kota.

         Selain itu, masyarakat di masing-masing kecamatan juga tidak perlu jauh-jauh ke pusat kota jika ingin "bermain" bersama anak-anaknya, cukup di taman kecamatan saja.

   
Dana CSR Perusahaan
    Dalam dua tahun terakhir ini, sejak kepemimpinan Wali Kota Malang Moch Anton, taman-taman yang bertebaran di wilayah Kota Malang mulai direvitalisasi dan dipercantik, bahkan dilengkapi dengan berbagai wahana permainan anak-anak yang bisa dimanfaatkan secara bebas.

         Taman terbaru yang baru saja diresmikan untuk masyarakat umum adalah Alun-alun Kota Malang yang dipercantik dan dilengkapi sejumlah fasilitas, termasuk air mancur yang bisa menari.

         Alun-alun yang sebelumnya bernama Alun-alun Merdeka itu, direvitalisasi dengan dana dari CSR perusahaan, bahkan hampir berubah total (100 persen).

         Perusahaan yang rela mengucurkan dananya itu adalah BRI. Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp5,9 miliar, meski pada awalnya menimbulkan pro adn kontra serta perlawanan dari anggota dewan karena BRI menuntut kompensasi berupa pembangunan ATM "mobile", akhirnya pembangunan tetap dilanjutnya setelah BRI mengalah dan urung membangun ATM di kawasan Alun-alun.

         Alun-alun yang sebelumnya minim fasilitas dan terlihat kumuh itu disulap menjadi kawasan yang cantik dan membuat nyaman pengunjung. Hamparan hijau rerumputan, kursi pengunjung yang juga cantik, lampu-lampu mainan nan indah membuat pengunjung enggan beranjak dari tempat itu.

         "Keberadaan Alun-alun Kota Malang yang cantik ini, kami sama sekali tidak mengeluarkan anggaran, namun setelah melihat kondisi di lapangan dan keluhan masyarakat yang menilai jumlah wahana permainan anak-anaknya kurang serta kursi pengunjung yang juga kurang, saya berinisiatif untuk menambah wahana tersebut agar pengunjung lebih nyaman berada disini," tutur Anton.

         Selain Alun-alun Kota Malang, taman yang terus dipercantik keberadaannya, namun tanpa menggunakan dana APBD itu adalah Taman Merbabu, yang didanai oleh salah satu perusahaan alat kecantikan, Nivea.

         Di Taman Merbabu juga dilengkapi berbagai fasilitas penunjang yang pada umumnya adalah permaianan anak-anak dan tempat duduk bagi pengunjung. Hanya saja, pihak Nivea enggan membeberkan berapa anggaran yang digunakan untuk merevitalisasi taman tersebut.

         Salah satu taman yang menjadi ikon Kota Malang, yakni Taman Trunojoyo yang dilengkapi dengan patung singa berukuran "raksasa" itu juga direvitalisasi dan dibangun lebih cantik. Lagi-lagi, dana untuk mempercantik taman itu juga bukan dari APBD, melainkan dari CSR PT Bentoel.

         Banyak wahana yang ditawarkan di area Taman Trunojoyo yang berlokasi di depan Stasiun Kotabaru itu, seperti perpustakaan, tempat ibadah serta arena bermain anak-anak yang cukup lengkap. Bahkan, dalam waktu dekat ini juga akan dilengkapi dengan jalan bawah tanah yang menghubungkan stasiun dengan taman.

         "Sekarang masih kita kaji rencana detailnya (DED), berapa anggaran yang dibutuhkan juga masih dalam pembahasan. Mudah-mudahan saja seera selesai, sebab jalan bawah tanah ini diharapkan mampu mengurai kemacetan arus lalu lintas di kawasan stasiun," kata Ketua Bappeda Kota Malang, Wasto.

         Belum lama ini, Wali Kota Malang Moch Anton yang didampingi Ketua Bappeda Wasto bersama perwakilan dari PT Bentoel dan Kepala Stasiun Kotabaru, Sudarsono meninjau lokasi yang bakal menjadi rute jalan bawah tanah yang menghubungkan stasiun dengan Taman Trunojoyo.

         Tidak hanya Taman Alun-alun Kota, Merbabu dan Taman Trunojoyo, aman Kunang-kunang di Jalan Jakarta, Taman Merjosari yang sudah dilengkapi dengan wahana sepeda udara, taman pasir, area jogging track, sejumlah gazebo pun juga hasil dari "todongan" pada perusahaan-perusahaan melalui CSR-nya.

         "Sebenarnya yang dipercantik itu bukan hanya taman-taman yang bisa dijadikan tempat alternatif untuk rekreasi bagi keluarga saja, tapi taman-taman di sepanjang jalan protokol pun juga tidak luput dari perhatian kami untuk terus diperbaiki, namun dengan tujuan berbeda," papar Wasto.

         Kalau taman-taman kota untuk wahana rekreasi alternatif bagi keluarga, kalau taman di sepanjang jalan protokol bertujuan untuk menyerap CO2 dan sepanjang jalan menjadi rindang. Contohnya, di Jalan Veteran dan Jalan Bandung mulai ditanami palem di sisi kiri dan kanan sepanjang jalan tersebut.

         Ratusan palem yang ditanam di sepanjang jalan itu merupakan bantuan dari beberapa mal yang ada di kawasan itu serta bantuan dari Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang. Hanya saja, palem-palem tersebut masih sangat kecil, bahkan ada beberapa yang tidak tumbuh dengan baik.

         "Kami masih akan terus mengetuk hati perusahaan agar mau membantu memperbaiki lingkungan di kota ini melalui dana CSR-nya, sebab program kami tidak berhenti hanya sampai di taman-taman kota saja, kami berupaya membangun taman di setiap kecamatan dan jika memungkinkan tanpa mengeluarkan anggaran dari APBD seperti sebelumnya," ujar Anton. (*)

Pewarta: Edang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015