Pamekasan (Antara Jatim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan, pemerintah sering terbantu dengan adanya laporan masyarakat dan pemberitaan media online atau dalam jaringan (daring).

"Berkat laporan masyarakat, banyak kejadian menyimpang bisa terungkap, dan demikian juga dengan pemberitaan di media online," kata Mensos di sela-sala acara peresmian Klinik Muslimat NU di Desa Teja, Pamekasan, Pulau Madura, Minggu.

Kasus sosial yang terungkap berkat laporan masyarakat adalah adopsi anak bermasalah yang menimpa Angeline di Bali yang diduga mengalami kekerasan oleh orang tua angkatnya dan tersangka Agus.

Mensos mengatakan, kasus ini terungkap dan akhirnya diketahui pemerintah dan ditindak lanjuti dengan penyidikan di polisi, berkat laporan masyarakat, yakni guru di sekolah korban.

Sedangkan masalah sosial yang terungkap berkat peran media, terutama media daring, ialah kasus Nenek Satriya di Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan, Pamekasan yang hidup sebatang kara dan selama ini luput dari program bantuan pemerintah.


Khofifah menuturkan, Kementerian Sosial mengetahui adanya nenek yang hidup sebatang kara, dan luput dari bantuan sosial berkat pemberitaan media daring.

Selanjutnya, ia memerintahkan stafnya untuk melihat secara langsung kondisi nenek Satriya guna membuktikannya.

"Kebetulan staf Kemensos ada yang dari Pamekasan. Jadi saya minta langsung kepada Ian, untuk memeriksa dan ternyata memang benar," tuturnya.

Atas dasar itulah, sambung Mensos yang juga Ketua Umum Muslimat NU, dirinya bersedia datang secara langsung ke rumah nenek Satriya. Kasus warga lanjut usia telantar dan terungkap berkat media daring adalah kasus kakek Ali warga Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Ia tinggal di sebuah gubuk reyot yang merupakan kandang sapi.

"Jadi peran serta masyarakat dan bantuan pemberitaan media, sangat penting, supaya kita bisa melakukan deteksi dini atas berbagai masalah sosial yang terjadi, dan belum teratasi," katanya menjelaskan.

Saat ini, jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa. Dari jumlah itu, yang masuk kategori lanjut usia sebanyak 18.043.717 jiwa, sebanyak 10.533.831 jiwa tidak telantar, sebanyak 4.658.280 jiwa rawan telantar, dan sebanyak 2.851.606 jiwa telantar.

Warga lansia yang diperkirakan hidup telantar itu, masih dalam pendataan lebih lanjut, dan oleh karenanya, Mensos berharap peran aktif masyarakat, termasuk media, sehingga persoalan sosial tersebut bisa segera teratasi. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015