Probolinggo (Antara Jatim) - Ikan hasil tangkapan nelayan di Kota dan Kabupaten Probolinggo beberapa waktu terakhir menurun sekitar 50 persen karena  angin gending yang memiliki hembusan kuat dan bersifat panas serta kering.

"Angin gending mengakibatkan ikan-ikan menjauh dari perairan Probolinggo
dan terpaksa harus melaut ke luar daerah hingga ke perairan Madura dan
Bali. Penurunan hasil tangkap sekitar 50 persen karena apabila sekali
berlayar biasanya kami mendapatkan 1 ton ikan, namun sejak sekitar
sepekan ini hanya mendapat 3 sampai 4 kuintal," kata seorang nelayan asal desa Kanigaran, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Muin, Senin.

Menurut dia, gelombang besar yang terjadi sudah seminggu yang lalu
mengakibatkan dirinya berserta nelayan lain memilih menyandarkan
kapalnya di bibir pantai karena dengan cuaca yang tidak bersahabat
tersebut ia tidak memungkinkan untuk beraktifitas seperti hari biasa.

Lebih
lanjut dia mengungkapkan hasil tangkapannya tidak bisa menutupi biaya
melaut, karena 
hasil tangkapan mereka tidak sebanding.

Sementara itu, Ketua
Paguyuban Nelayan Putra, Samudra Hambali mengatakan sejak bulan Mei lalu
angin gending mulai berhembus di wilayah Pajarakan dan Tongas di Probolinggo  dan
diprediksi akan berhembus hingga bulan November.

"Angin gending
berhembus di wilayah Pajarakan dan Tongas, di luar wilayah itu masih
belum ada, namun apabila angin gending berhembus besar bisa sampai ke
Madura. Sekarang ini memang sudah waktunya obak tinggi dan di sisi
dermaga sifat ombaknya landai, sedangkan dari arah utara sifat ombaknya
kencang," katanya.

Oleh karena itu, Syahbandar PPP Mayangan, Probolinggo, Nonor Wijayanto,  menghimbau para nelayan mewaspadai adanya angin gending.  Apalagi sifat angin gending ini adalah panas dan kering sehingga dapat merusak kapal nelayan maupun tanaman warga di daerah pesisir," kata Senin.

Ia mengatakan setiap hari Jumat malam atau Sabtu, para nelayan meminta Surat Persetujuab Berlayar guna mencari ikan meskipun ikan di laut berkurang akibat perubahan cuaca tersebut. Namun, dari data yang dimilikinya hembusan angin gending tersebut tidak sampai mengurangi jumlah kapal yang akan berlayar.

"Ada sekitar 50 nelayan yang datang untuk meminta izin SPB, namun sejauh ini kami masih belum mendapatkan informasi status awas dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," katanya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015