Zurich (Antara/Reuters) - Sekretaris Jenderal CONCACAF Enrique Sanz dan dua ofisial sepak bola dari Afrika diskors sementara oleh komite etik FIFA pada Senin, ketika kejatuhan badan sepak bola dunia itu berlanjut dari penangkapan-penangkapan pekan lalu sebelum Kongres tahunan dan pemilihan presiden badan tersebut.  
   
Sanz diskors menyusul pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan komite etik FIFA dan juga jaksa-jaksa AS, sedangkan ofisial-ofisial Asosiasi Sepak Bola Kongo (FECAFOOT) Jean Guy Blaise Mayolas dan Badji Mombo Wantete juga diskors.

Presiden CONCACAF Jeffrey Webb dan rekannya Costas Takkas merupakan sebagian dari tujuh ofisial sepak bola yang ditangkap di Zurich pada Rabu, dua hari sebelum Kongres tahunan FIFA.

Mereka ditahan dan akan diekstradisi ke AS dengan dakwaan-dakwaan korupsi.

Total, otoritas-otoritas AS mengatakan sembilan ofisial dan lima eksekutif media dan promosi olahraga didakwa dengan berbagai kasus yang melibatkan penyuapan bernilai lebih dari 150 juta dolar dalam rentang waktu 24 tahun.  

Mereka mengatakan penyelidikan mereka mengekspos skema pencucian uang yang rumit, jutaan dolar dalam pemasukan-pemasukan tidak kena pajak, dan puluhan juta akun-akun luar negeri yang dimiliki oleh para ofisial FIFA.

Sanz yang lahir di Kolombia, yang telah menduduki posisi itu sejak 2012, juga telah diminta meninggalkan CONCACAF pada Kamis silam.

Komite etik mengatakan dalam pernyataannya bahwa Sanz diskors "menyusul keputusan-keputusan sebelumnya dan klarifikasi lebih lanjut, dan berdasar pada penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan oleh kamar investigator Komite Etik dan fakta-fakta terkini yang dihadirkan oleh Kantor Jaksa AS untuk Distrik Timur New York.

Skors kepada pejabat Kongo "berdasarkan pada fakta bahwa terlihat berbagai pelanggaran Kode Etik FIFA yang dilakukan oleh ofisial tersebut," kata komite.

Mayolas, wakil presiden FECAFOOT, dan Wantete, sekretaris jenderal, diskors selama 90 hari sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut, yang diperbarui untuk 45 hari berikut.

Pada perkembangan lain, anggota dewan FA Heather Rabbats mengatakan dirinya mengundurkan diri dari satuan tugas FIFA melawan rasisme dan diskriminasi dengan dampak yang berlaku secepatnya.

"Seperti banyak hal di permainan, saya mendapati bahwa tidak dapat diterima di mana begitu sedikit hal yang telah dilakukan untuk mereformasi FIFA," kata Rabbatts dalam pernyataannya.

"Sudah jelas bahwa terpilihnya kembali presiden Blatter merupakan tantangan terhadap FIFA dan meneruskan perusakan reputasi badan sepak bola dunia, yang terus membayang-bayangi dan merongrong semua pekerjaan arena anti rasisme dan di atasnya." (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015