Pamekasan (Antara Jatim) - Suporter sepak bola Madura, Jawa Timur mengaku sangat terpukul atas sanksi yang dijatuhkan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), karena hal itu menciptakan pengangguran baru.

"Berapa banyak pemain sepak bola di negeri ini, yang terpaksa menjadi pengangguran akibat sanksi FIFA ini," kata juru bicara suporter sepak bola Madura, Jawa Timur, Hernan Mohni kepada Antara di Pamekasan, Sabtu malam.

Berdasarkan surat yang diterima PSSI, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) itu secara resmi telah memberikan sanksi, karena PSSI dianggap melanggar statuta FIFA pasal 13 dan 17 dengan adanya intervensi oleh pihak luar, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Badan Olahraga Profesional Indonesia.

Dengan adanya sanksi tersebut, maka PSSI yang menjadi induk olahraga sepak bola Indonesia kehilangan keanggotaannya dan Timnas Indonesia dilarang mengikuti kegiatan skala internasional yang diadakan oleh FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Seluruh tim di Indonesia, baik klub sepak bola ataupun tim nasional, juga dilarang mengikuti kompetisi internasional yang diadakan FIFA dan AFC, sebagaimana diatur dalam Statuta FIFA pasal 14 ayat 3.

Dengan saksi itu, PSSI juga tidak lagi berhak menerima keuntungan dari FIFA maupun AFC.

FIFA juga melarang anggota dan ofisial menerima keuntungan dari FIFA dan AFC, seperti Program Pengembangan, Kursus, atau Pelatihan saat Sanksi berlansung.

Hernan Mohni mengatakan, selain menciptakan pengangguran baru, dengan sanksi FIFA itu, maka dunia sepak bola dalam negeri akan mati suri.

"Dunia sepak bola ini akan maju, apabila ada kompetisi. Jika tidak, darimana kita kemampuan timnas kita akan terukur," kata Hernan yang juga Sekretaris Taretan Mania Palengaan Raya ini.

Sanksi FIFA atas PSSI ini, menurut dia, dampaknya tidak hanya kepada pemain sepak bola saja, akan tetapi, kepada kelompok masyarakat lain, seperti pedagang dan berbagai jenis usaha yang berkaitan dunia sepak bola.

"Jadi ada dampak sistemik yang dirasakan rakyat Indonesia, dengan sanksi FIFA ini," katanya.

Oleh karenanya, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga, seharusnya memperhatikan nasib mereka, serta dampak dari pembekuan PSSI tersebut.

Hernan bahkan mengkritik pernyataan Menpora kepada media saat meninjau Pameran Produk SMK di Jogja Expo Center (JEC), Jumat (29/5) yang mewacanakan hendak membentuk federasi baru sepak bola di dunia internasional, setelah PSSI disanksi FIFA tersebut, karena menurutnya alasan itu tidak mendasar.

Sebelum FIFA menjatuhkan sanksi, tim transisi Kemenpora telah memberangkatkan lima perwakilannya ke markas FIFA di Swiss untuk menjelaskan duduk permasalahan persepakbolaan Indonesia versi mereka.

Kelima orang itu masing-masing Bibit Samad Rianto, Cheppy T Wartono, Zuhairi Misrawi, Ricky Yakobi, dan Francis Wanandi.

Tapi FIFA menolak dengan tegas keinginan tim transisi Kemenpora itu untuk bertemu, hingga akhirnya Federasi Sepak Bola Internasional itu mengeluarkan sanksi. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015