Jakarta (Antara) - Calon pemudik atau pengendara mobil yang ingin melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya bisa menggunakan jalur tengah sebagai pilihan yang perlu dipertimbangkan.

Selama ini jalur pantai utara atau pantura mulai dari Jakarta-Cirebon-Semarang-Tuban-Surabaya adalah jalur favorit sangat ramai dilalui kendaraan sehingga cukup padat. Jalur itu memang favorit karena selain jarak yang ditempuh relatif singkat dibanding jalur selatan, juga kondisi jalan yang cukup bagus dan lurus.

Namun tak ada salahnya bila pemudik atau pengendara melalui jalur tengah, yaitu dari Semarang, Demak, Kudus, Pati menuju Rembang, lalu ke selatan menuju Blora dilanjutkan ke timur arah Cepu, Bojonegoro, Babat, Lamongan, Gresik dan Surabaya.

Jika dilihat dari jarak memang melalui jalur selatan lebih jauh sekitar 1,5 hingga dua jam, namun pengendara bisa menikmati kerimbunan pohon jati berusia puluhan tahun sehingga perjalanan pada siang hari tak terasa panas.

Jalur tengah tersebut jalannya memang agak berliku dan naik-turun, sehingga memberikan daya pesona tersendiri bagi yang melewati sambil menikmati pohon jati yang berada di sisi kanan dan kiri jalan.

Kondisi jalannya di jalur tersebut pun cukup bagus walaupun di beberapa titik ada yang bergelombang dan berlubang. Namun secara umum kondisinya bagus dan nyaman dilaluii para pengemudi.

Sekadar saran dari para supir bis dan truk. Untuk saat ini sebaiknya hindari jalur Semarang menuju Purwodadi hingga Blora karena rusak parah dan beberapa jalur sedang diperbaiki, sehingga bisa memakan waktu lebih lama.

"Kondisi jalannya rusak parah, sehingga lebih aman lewat jalur utara dan sampai Rembang menuju selatan sampai Blora dan terus ke timur," kata Suyono, seorang pengemudi truk yang sehari-hari mengangkut kayu.

Dia mengatakan, perbaikan jalan Semarang, Purwodadi hingga Blora diperkirakan tidak akan selesai sampai Lebaran mengingat kerusakan cukup parah dan panjang.

Kondisi jalan yang terjadi kerusakan atau perbaikan jalur Semarang menuju Rembang adalah di Jalan Raya Semarang-Demak kilometer 17 karena ada perbaikan jembatan di Desa Wonekerto. Perbaikan jembatan tersebut mengakibatkan antrean kendaraan cukup panjang hingga satu kiometer.

Sementara dari arah Demak menuju Semarang antrean panjang lebih parah lagi. Hal itu disebabkan satu sisi jalan diperbaiki dari aspal menjadi beton, sehingga kendaraan hanya bisa jalan di satu sisi.

Selanjutnya kondisi jalan dari Demak menuju Rembang sangat mulus dan lurus. Namun pengemudi diminta untuk tetap waspada dengan kondisi jalan yang mulus dan lurus tersebut.

Untuk jalur Rembang menuju Blora sekitar 25 kilometer, kondisinya agak bergelombang namun tidak seramai dibanding jalur utara.

Jalan tersebut memang merupakan jalur alternatif menuju Surabaya dan tidak terlalu banyak pengendara yang berminat di jalur tersebut.

"Memang itu merupakan jalur alternatif sehingga tak terlalu ramai. Tapi saya kalau antar barang ke Surabaya senang lewat situ karena sepi walau jarak tempuh sedikit lebih lama," kata Suyono.

    
Wisata Kuliner
Hal menarik yang bisa dinikmati jika pengendara melalui jalur tengah Pulau Jawa dari Blora menuju Surabaya adalah wisata kuliner.

Ada banyak makanan, jajanan dan objek wisata sepanjang jalur itu yang bisa dinikmati pengemudi untuk makan, atau membeli oleh-oleh.  

Pengemudi tak usah khawatir kesulitan menemukan restoran di sepanjang jalur itu, demikian pula stasiun pengisisn bahan bakar umum (SPBU) dan bengkel tersedia sangat banyak jika kendaraan harus isi bahan bakar minyak atau alami kerusakan.

Di Kota Bojonegoro, Jawa Timur, misalnya, pengendara bisa menikmati berbagai menu makanan mulai dari soto, pecel, bakso, es kelapa muda serta berbagai jenis makanan khas Indonesia.

Oleh-oleh khas Bojonegoro adalah ledre, sejenis kue kering semprong, dengan berbagai cita rasa seperti pisang, durian, nenas, dan nagka dengan harga yang terjangkau.

Berlanjut ke Babat, Jawa Timur. Pengendara bisa membeli wingko babat, makanan yang terbuat dari ketan dan parutan kelapa muda, yang merupakan makanan khas terkenal dari kota itu.

Ada banyak merek terkenal wingko babat dan calon pembeli tinggal memilih mana yang disukai juga dengan berbagai cita rasa.

Harganya pun tak terlalu mahal, tergantung dari ukuran, mulai dari Rp5.000 per potong hingga Rp30.000 per potong. Wingko yang disajikan dikemas dengan kertas yang higienis dan dimasukkan ke dalam kardus.

Jika ingin membeli wingko babat, sebaiknya yang dijual di dalam toko karena barangnya masih empuk.

Wingko babat tahan lama hingga lima hari jika tidak dimasukkan ke dalam lemari es. Tapi kalau dimasukan lemari es bisa bertahan hingga dua minggu dan kalau mau dimakan dikukus terlebih dahulu supaya empuk lagi.

Tiba di Lamongan, Jawa Timur, pengendara bisa menikmati pecel lele Lamongan yang sudah terkenal hingga penjuru Nusantara.

Di jalan raya sebelah kiri-kanan menuju Surabaya, terdapat cukup banyak restoran atau warung yang menjual menu lele goreng lamongan. Sementara yang tak suka lele, ada menu lain yaitu ayam atau bebek goreng/bakar.(*)

Pewarta: Ahmad Wijaya

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015