Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat menggelar inspeksi mendadak ke sejumlah distributor beras di wilayah tersebut guna mengantisipasi peredaran beras impor sintetis yang diduga mengandung zat resin atau bahan baku plastik. Antara di Tulungagung melaporkan, sidak itu dilakukan tim gabungan ke sejumlah grosir beras yang ada di Jalan Ceplok Piring, Kota Tulungagung. Ttim gabungan kemudian mengambil sejumlah sampel beras untuk dimasukkan ke dalam gelas berisi air. "Secara teori, beras yang mengandung plastik akan mengambang. Kondisi sebaliknya terjadi pada beras murni yang langsung tenggelam begitu dimasukkan ke dalam air," kata kabid Perlindungan Konsumen Disperindag Tulungagung, Nina Umi Hani'in dikonfirmasi di sela sidak di salah satu grosir beras di jalan Ceplok Piring, Tulungagung. Selain melakukan tes sederhana dengan cara memasukkan beras ke dalam gelas berisi air, petugas juga menguji unsur dalam kemasan produk bahan makanan pokok tersebut ke atas asbak berbahan alumunium. Bagian bawah asbak yang telah terisi sampel beras di atasnya itu kemudian dipanasi menggunakan api lilin selama beberapa menit. Menurut penjelasan Nina, beras yang ditengarai mengandung unsur resin atau plastik akan meleleh jika terkena panas atau suhu bertemperatur tinggi. "Hasil dari pengujian sampel beras di dua tokok tadi tidak ditemukan adanya beras dengan kandungan sintetik ataupun unsur kimiawi yang bisa membahayakan kesehatan konsumen," jkatanya menjelaskan. Nina mengaku tidak bisa melakukan pengawasan secara menyeluruh atas peredaran beras di wilayah Tulungagung. Untuk mengantisipasi masuknya beras dari luar daerah, khususnya beras impor yang dikhawatirkan sebagai produk sintetik dan mengandung unsur plastik, disperindag hanya bisa melakukan pembinaan terhadap pedagang. "Mereka bahkan tidak tahu seperti apa bentuk beras sintetik yang sekarang ramai di beberapa daerah. Pertanyaan dari konsumen juga sempat muncul, katanya, tapi produk-produk yang ada di sini dipastikan beras asli," kata Nina usai sidak. Selain memeriksa secara acak ke dua grosir beras, tim gabungan yang terdiri dari dsiperindag, dinkes, bulog, dinas pertanian serta satpol PP itu juga sempat melakukan inspeksi mendadak ke pedagang beras di dalam Pasar Wage. Namun dalam operasi itu tak satupun yang teridentifikasi menjual beras impor yang diduga mengandung unsur plastik atau beras sintetik. "Bagus juga jika ada pemeriksaan seperti ini. Setidaknya kami terbantu karena memang produk beras yang kami jual tidak ada yang sintetik," ujar Supriyanto, pemilik toko beras Sigar Jaya. Jawaban senada disampaikan pemilik toko grosir beras "Bu Mini" yang mengaku semua produk beras kemasan yang mereka jual semuanya berasal dari petani. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015