Roma (Antara/Xinhua-OANA) - Puluhan migran Afrika yang berusaha menyeberang ke Italia dikhawatirkan tewas di laut di sebelah selatan Pulau Sisilia, kata para penyintas yang dibawa ke Pantai Sisilia pada Selasa (5/5).
Menurut saksi mata yang dikutip organisasi non-pemerintah Save the Children, kecelakaan mematikan terjadi tak lama setelah dua perahu migran diselamatkan oleh Angkatan Laut Italia.
"Mereka mengatakan ada dua perahu, satu di antaranya menghadapi masalah yang tidak jelas. Akibatnya ialah banyak orang jatuh ke laut, tapi mereka tak bisa berenang," kata Giovanna Di Benedetto, wanita Juru Bicara Save the Children, kepada stasiun televisi Rai.
Menurut rekonstruksi pertama, mungkin ada sebanyak 40 korban dalam bencana baru tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Itu adalah yang paling akhir dari serangkaian peristiwa serupa yang telah merenggut nyawa 3.500 migran dalam upaya untuk melintasi Laut Merah tahun lalu, kata Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR).
Para penyintas itu adalah bagian dari satu kelompok hampir 200 migran yang dibawa ke Sisilia pada Selasa pagi oleh kapal peti kemas, Zeran --yang juga mengangkut mayat lima korban yang ditemukan.
Dalam satu peristiwa kapal karam pada April, sebanyak 800 orang dikhawatirkan telah tewas-tenggelam setelah perahu mereka yang dipenuhi pengungsi terbalik di perairan internasional di sebelah selatan Sisilia.
Kedatangan demikian banyak migran tersebut telah berlangsung terus dalam beberapa hari belakangan; ribuan migran diselamatkan di sebelah selatan Sisilia, kata Angkatan Laut Italia.
Selama satu operasi penyelamatan, seorang wanita Nigeria dilaporkan melahirkan bayi perempuan, setelah ia diselamatkan oleh kapal Angkatan Laut Italia yang membawa seorang bidan, yang membantu ibu baru itu selama beberapa jam.
Menteri Dalam Negeri Italia Angelino Alfano pada Selasa menyeru pemerintah wilayahn Italia agar menemukan lokasi baru dengan sebanyak 9.000 ranjang buat migran yang baru tiba.
Sementara itu, sebanyak 150 migran yang tiba di Pelabuhan Augusta di Sisilia Timur pada Senin (4/5) diisolasi sebagai langkah pencegahan untuk mencegah penyakit menular sebab mereka dicurigai terserang penyakit cacar air dan cacar ular atau kudis, kata kantor berita ANSA.
"Bukan tak mungkin untuk melanjutkan tindakan ini. Italia mengeluarkan biaya untuk kondisi orang Libya," kata Algano sebagaimana dikutip media setempat. "Ada kebutuhan mengenai tindakan terpusat di Libya, dalam kerangka kerja keabsahan internasional," katanya.
Menurut ahli lokal, kerusuhan politik di beberapa negara Afrika Utara, terutama di Libya, telah melahirkan kesempatan bagi penyelundupan manusia, yang memanfaatkan ketidak-stabilan yang merajalela di banyak negara Afrika untuk mengeruk keuntungan dari kondisi migran.
Sebelum meninggalkan Libya, para migran tersebut seringkali menanggung beban kekerasan, kata Pemerintah Italia --yang sejauh ini telah menangkap lebih dari 1.000 penyelundup manusia.
Setelah seruan yang berulangkali disampaikan oleh Italia mengenai kondisi darurat migran, para pemimpin Eropa dalam satu pertemuan luar biasa belum lama ini telah sepakat untuk memperkokoh operasi gabungan di Laut Tengah dengan meningkatkan sumber daya keuangan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015