Rizka, pelopor Lapis Talas Bogor sedang berpikir keras. Merek dagang @LapisTalas Sangkuriang ini pelopor dan market leader industri lapis talas sejak tahun 2011.

Mengapa ia harus memutar otak? Rupanya antrian di depan outletnya di jalan KH Soleh Iskandar tak sepanjang biasanya. Juga outlet lainnya di jalan Padjajaran, tak seramai biasanya. Omzet bulannya mulai menurun.

Pada awal booming lapis talas, Rizka pernah membatasi pembeli maksimum 5 buah, antrian menjamur hampir setiap hari.

Banyak me-too product lapis talas dengan harga lebih miring. Banyak hadir di pasar produk lapis Bogor lainnya, dengan rasa yang makin bervariasi.

Perilaku pembeli lapis talas rupanya tak terlalu loyal dengan sebuah merek tertentu, semua mirip-mirip, apalagi varian dan kemasan me-too produk juga makin mengikuti pilihan para pelanggannya.

Sebutlah, salah satu pesaing Lapis Talas Sangkuriang, Golden France. Produsen bakery yang berpengalaman rajin membuat varian-varian baru, dan memasang berbagai outlet yang mendekati pemukiman dan terminal. Cerdas.

Rizka telah berjasa menumbuhkan berbagai bisnis ikutan lapis Talas lainnya di Bogor. Mulai industri rumahan tepung talas yang makin mudah ditemui di Pasar Anyar hingga outlet lapis Talas dimana-mana, bahkan sampai rest area tol Jagorawi dan Ibu Kota.

Kini, tak lengkap wiskul ke Bogor, tanpa pulang membawa oleh2 lapis Bogor. Roti Unyil Venus dan Asinan Bogor punya saingan sekarang sebagai oleh2 khas Bogor.

Rizka berusaha menerapkan strategi bisnis, produknya perlu pembeda lain, diferensiasi lain. Ragam varian rasa saja tak cukup, mudah ditiru.

Kini, Rizka sedang menekuni pentingnya bahan baku organik, konsultasi dengan para peneliti dari almamaternya saat ia mengambil program MB IPB. Ia ingin masuk segmentasi menengah-atas.

Riska juga mempertimbangkan merek kedua, lini produk lain, untuk segmen lain, melayani segmen lama, dalam kerumunan bersama merek-merek me-too product lainnya.

Ini gambaran imajiner yang dihadapi Rizka, saya tak sedang berdiskusi dengannya.

Apa yang dilakukan Rizka adalah terus mencari diferensiasi, agar berbeda dengan kerumunan. Keputusan strategis harus diambil, bukan operasional saja.

Ia ingin tetap terbesar sebagai market leader. Bahkan masuk ke segmentasi pasar. Menjadi pelopor memberikan banyak keuntungan, namun bila lupa berinovasi, produk Rizka akan mulai disalip yang lain.

Pakar pemasaran, Al Ries berpesan "differentiate or die". Pesan kepada para pemilik merek agar terus meperbaharui bisnis atau produk dan semua atribut yang menyertainya.

Bagian penentuan diferentiator inilah yang menjadi bagian yang menarik dari workshop penyusunan business plan yang diselenggarakan Strategy Actions. Workshop interaktif.

Produk akhirnya adalah rencana bisnis semua peserta, lengkap dengan analisa pasar dan proyeksi keuangan, yang sering diminta oleh pemegang saham, investor, mitra bisnis atau pihak perbankan.

Yang lebih penting, workshop itu menghidupkan rencana bisnis dan makin menggairahkan bila mengandung asumsi yang tajam dan logis, mewakili passion kita sebagai pengelola.

Menajamkan segmentasi dan diferensiasi menjadi bagian yang menentukan logika profit before cost menjadi kekuatan model Business Landscape yang dikembangkan Strategy Actions.

Anda diundang mengarungi perjalanan indahnya landskap bisnis yabg berbasis relasional, bukan transaksional semata. Bisnis Anda harus terus menguntungkan dan terus langgeng, tumbuh.

Anda tumbuh bijak, bisnis Anda tumbuh kuat.

Rizka bisa terus tumbuh, Anda juga bisa. Bagaimana, menemukan keunikan bisnis dan produk kita tentunya menyenangkan bila landskap bisnis kita bisa mendorong pertumbuhan mitra dan sumberdaya lingkungan strategis lainnya, termasuk orang-orang kunci Anda. Andalan Anda. (*)

-------------
*) Penulis adalah mantan Dirut LKBN ANTARA, praktisi manajemen krisis dan strategi tindak, MU & Barcelona Fans, alamat kontak pada @mukhlisyusuf. (*).

Pewarta: Ahmad Mukhlis Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015