Pasuruan (Antarajatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf berharap konsep perekonomian rakyat melalui Koperasi Wanita (Kopwan) bisa ditingkatkan karena dinilai memiliki kemampuan ulet, teliti, jujur, dan memiliki daya saing tinggi. "Dari sekian banyak modal dan kekuatan ekonomi di Jatim, salah satu yang dapat menopang perekonomian Jatim adalah adanya konsep kekuatan perempuan karena perempuan merupakan bagian dari pembangunan khususnya dalam mencetak generasi penerus bangsa," katanya ketika menghadiri sosialisasi pemberdayaan ekonomi wanita berbasis kelompok fungsional di Pasuruan, Selasa. Ia mengatakan, untuk penguatan ekonomi perempuan, maka dilaksanakan melalui peningkatan jaringan usaha dan akses permodalan melalui kopwan dengan mengoptimalkan peran perempuan pada lembaga usaha ekonomi produktif serta meningkatkan keterampilan perempuan. "Dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim, 54 persen di antaranya ditentukan oleh UMKM, sedangkan dari total UMKM penyumbang PDRB, sebanyak 34 persen berasal dari Kopwan yang tersebar di 38 kabupaten maupun kota di Jatim. Mayoritas dari UMKM tersebut bergerak di bidang pertanian," paparnya. Menurutnya, untuk kopwan yang berada di pedesaan, pemprov memberikan bantuan permodalan sebesar Rp25 juta per desa di setiap koperasi sejak tahun 2010, sedangkan untuk pengelolaannya ditambahkan sebanyak Rp25 juta agar dapat memberdayakan ekonomi kaum perempuan. "Ada satu juta lebih koperasi yang tercatat di Jatim, sedangkan 34 persennya merupakan koperasi wanita sehingga pemerintah memiliki program Dukungan keuangan yang dimulai sejak tahun 2015 melalui 2 ribu infrastruktur Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Berbasis kelompok fungsional dengan bantuan modal hibah APBD Provinsi Jatim Rp25 juta per kelompok fungsional," paparnya. Lebih lanjut dia mengungkapkan persoalan makro di Jatim merupakan kesenjangan yang semakin serius, baik kesenjangan antar individu maupun kesenjangan wilayah yang harus diimbangi dengan pertumbuhan inklusif atau pertumbuhan merata, terutama di tingkat desa. "Persoalan makro yang dialami merupakan kesenjangan yang semakin serius, baik kesenjangan antar individu maupun kesenjangan wilayah. Di negara Timur Tengah tingkat kesenjangan mencapai 0,45 persen hingga menyebabkan negara-negara tersebut menjadi tidak stabil, sedangkan di Indonesia tingkat kesenjangan mencapai 0,43 persen yang berarti sudah mendekati tanda merah," jelasnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, lanjutnya pemprov menggandeng pemda untuk meningkatkan perekonomian rakyat yaitu dengan memperkuat edukasi keuangan, meningkatkan akses keuangan, serta perlindungan konsumen. Di kesempatan yang sama, Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf mengatakan jumlah koperasi di Kabupaten Pasuruan tercatat sudah mencapai 1.017 unit dengan 74 koperasi diantaranya merupakan koperasi pondok pesantren dan 365 unit koperasi merupakan koperasi wanita yang tersebar di 341 desa, 24 kelurahan, dan 24 kecamatan. "Koperasi wanita sejak tahun 2009 hingga 2012 tercatat sudah 365 kopwan yang tersebar di 341 desa, 24 kelurahan, dan 24 kecamatan dengan total modal sendiri Rp216,370 miliar yang tentunya akan memberikan kontribusi yang positif bagi PDRB, pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan pengangguran di Kabupaten Pasuruan. Menurutnya, dengan adanya sosialisasi pemberdayaan ekonomi wanita berbasis kelompok fungsional maka diharapkan agar kopwan-kopwan di Kabupaten Pasuruan bisa mengembangkan perkoperasian dan kelompok ekonomi wanita berbasis fungsional seperti koperasi wanita Setia Budi Wanita (SBW) Kota Malang, Jawa Timur. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015