Jakarta (Antara) - Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika berhasil menyusun langkah nyata untuk menindaklanjuti kerja sama konkret yang tercantum dalam deklarasi penguatan kemitraan strategis baru Asia Afrika. Presiden Joko Widodo usai acara penutupan KTT Asia Afrika di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Kamis malam, mengatakan bahwa hal tersebut sangat penting mengingat kondisi kehidupan dunia masih tidak seimbang dan jauh dari keadilan serta perdamaian. "Sidang telah mengirimkan pesan kepada dunia bahwa konisi kehidupan dunia masih tidak seimbang dan jauh dari keadilan dan jauh dari perdamaian. Oleh karena itu, Bandung Spirit masih sangat relevan dan sidang berhasil menyusun langkah nyata untuk menindaklanjuti kerja sama konkret yang tercantum dalam deklarasi penguatan kemitraan strategis baru Asia Afrika," kata Presiden Jokowi. Presiden juga mengatakan bahwa KTT Asia Afrika berhasil menyusun kerangka operasional mekanisme pemantauan yang mana para menteri luar negeri diminta untuk melakukan pertemuan setiap dua tahun sekali di sela-sela sidang umum PBB di New York. Selain itu, kesepakatan lain yang dihasilkan adalah pentingnya penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan melalui inisiatif dan program-program pengembangan kapasitas dan kerjasama teknis. "Sebagaimana yang telah saya katakan, negara-negara di sekitar ekuator mempunya peran sentral untuk memperkuat kerja sama ini," ujar Presiden. "Tentu saja Palestina memperoleh perhatian khusus setelah selain diadopsinya deklarasi khusus mengenai Palestina dan dukungan peserta bagi kemerdekaa Palestina yang juga sangat kuat dan siap untuk membantu pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan di Palestina," tambahnya. KTT Asia Afrika menghasilkan tiga dokumen penting antara lain Pesan Bandung 2015, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia Afrika, dan Deklarasi kemerdekaan Palestina. Sidang juga menyepakati untuk menetapkan 24 april sebagai hari Asia Afrika dan menetapkan Bandung sebagai ibukota solidaritas Asia Afrika serta mendukung berdirinya Asia Afrika Center di Indonesia. Secara keseluruhan, peserta pertemuan tingkat tinggi KAA pada 22-23 April berasal dari 106 negara terdiri atas 21 pemimpin negara, 80 wakil pemimpin negara (wakil presiden/perdana menteri), dan sisanya merupakan utusan khusus dan pejabat tingkat tinggi. Selain itu, sepuluh organisasi internasional juga akan hadir dalam pertemuan tingkat tinggi KAA, antara lain PBB, Uni Afrika, ASEAN, Bank Pembangunan Asia (ADB), Liga Arab, dan South Center. Konferensi Parlemen Asia Afrika Sebanyak 28 parlemen negara yang menghadiri Konferensi Parlemen Asia Afrika (KPAA) menghasilkan beberapa kesepakatan. Kesepakatan itu dihasilkan setelah melakukan pertemuan yang dimulai Kamis pagi (23/4). Berikut poin kesepakatan Konferensi Parlemen Asia Afrika yang dibacakan oleh Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis. 1. Peserta KPAA menyepakati untuk memperkuat peran parlemen dalam kerangka kerjasama selatan-selatan dan promosi perdamaian dan kemakmuran dunia. 2. Peserta KPAA menyepakati untuk meneguhkan komitmen Dasasila Bandung dengan semangat solidaritas, persahabatan dan kerjasama sebagai prinsip pokok. Komitmen ini akan terus dirajut di antara pemerintah dan parlemen negara-negara Asia Afrika guna memecahkan masalah global yang menjadi keprihatinan bersama. 3. KPAA menegaskan menegaskan komitmen mendukung kemerdekaan Palestina dan kedaulatan wilayahnya sesuai tahun 1967. 4. KPAA mengutuk keras seraya menuntut agar Israel agar membebaskan tahanan parlemen Palestina yang ditangkap secara semena-mena dan tanpa proses peradilan yang memadai. 5. KPAA menegaskan komitmen parlemen negara-negara Asia Afrika untuk terlibat sedini mungkin dalam agenda pembangunan global SDG's. 6. Sebagai upaya mewujudkan kerjasama Asia Afrika ke depan, KPAA mendukung ide pembentukan Asia Africa Parliamentary Group. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015