Surabaya (Antara Jatim) - Pasar domestik diyakini menjadi solusi terbaik untuk menghadapi "ASEAN Open Sky 2015" karena besarnya kebutuhan masyarakat penerbangan di Tanah Air terhadap moda transportasi udara.
"Apalagi dengan diberlakukannya ASEAN Open Sky dan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun ini. Oleh sebab itu, kini maskapai penerbangan nasional harus segera berbenah mengingat 50 persen pergerakan penumpang ASEAN disumbang dari Indonesia," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Arif Wibowo, ditemui pada Seminar Nasional bertajuk "MEA Tahun 2015, Apakah Ancaman atau Peluang Bagi BUMN" di Surabaya, Kamis.
Ia mencontohkan, salah satu penguatan pasar domestik di lini bisnisnya adalah Citilink. Dengan 32 pesawat yang dioperasionalkan diharapkan dapat menjangkau kebutuhan pasar penerbangan di penjuru Nusantara.
"Bahkan, dalam dua tahun terakhir perkembangan bisnis Citilink kian pesat," ujarnya.
Hal itu, jelas dia, terlihat dari awal pengoperasian Citilink di mana mampu menerbangkan dua juta penumpang. Namun, kini sudah meningkat menjadi 7,5 juta penumpang atau hampir setara dengan volume penumpang maskapai lain yang sudah beroperasional sebelumnya.
"Penguasaan pasar domestik jelang ASEAN Open Sky juga dilakukan negara tetangga seperti Thailand. Khusus di Indonesia, dengan menguasai pasar domestik kami optimistis market share Citilink tahun 2015 meningkat menjadi 30 persen dibandingkan pencapaian sekarang 10 persen," tuturnya.
Sementara, tambah dia, maskapai pelat merah Garuda Indonesia juga memiliki upaya mempersiapkan diri jelang ASEAN Open Sky dan MEA 2015. Seperti menyiapkan kerangka kebijakan tertentu hingga mengembangkan infrastruktur yang dibutuhkan oleh pasar penerbangan global.
"Melalui cara itu, kami percaya bisnis penerbangan ini bisa bersaing secara kompetitif dengan maskapai penerbangan asing yang membidik Indonesia," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015