Oleh Sigit Pinardi Nusa Dua, Bali, 1/3 (Antara) - Pemilihan Ketua Umum DPP Partai Amanat dalam kongres keempat partai itu di Nusa Dua, Kabupaten, Bali, Minggu malam, berlangsung relatif tertib. Meski penghitungan suara sempat dihentikan karena pendukung Hatta Rajasa melakukan protes, namun tidak sampai timbul kericuhan yang serius seperti saat rapat pleno pembahasan tata tertib yang diwarnai aksi lempar kursi. Pendukung Hatta protes ketika pencatat hasil perolehan suara via komputer yang ditayangkan melalui layar monitor lebar diperintahkan menghapus satu suara untuk Hatta, karena seharusnya suara itu untuk Zulkifli Hasan. Kesigapan anggota kepolisian berseragam batik cokelat yang berjaga di ruang rapat pleno pemilihan ketua umum berhasil meredam kemungkinan berkembangnya kericuhan. Ketua Steering Committee Taufik Kurniawan yang memimpin rapat pun turut menenangkan masing-masing pendukung kandidat ketua umum. Akhirnya, penghitungan suara yang sudah pada posisi Zulkifli memperoleh 75 suara dan Hatta memperoleh 55 suara itu diputuskan diulang dari awal dan tidak lagi ditayangkan di layar monitor. Penghentian sementara penghitungan suara kembali terjadi menjelang selesainya penghitungan, yakni ketika baik Hatta maupun Zulkifli sudah meraih lebih dari 250 suara dan saling berkejaran gara-gara ada surat suara yang dianggap meragukan. Akhirnya disetujui surat suara itu dianggap tidak sah. Pendukung Zulkifli terlihat tidak mampu menahan luapan perasaan mereka ketika perolehan suara Zulkifli meninggalkan Hatta. Takbir dan teriakan "Bang Zul" pun membahana di ruang rapat pleno. Setelah meminta peserta rapat pleno tenang, Taufik mengumumkan hasil perolehan suara kandidat. Zulkifli unggul tipis enam suara. Zulkifli meraih 292 suara, sementara Hatta meraih 286 suara. Empat suara dinyatakan rusak dan tidak sah. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015