Surabaya (Antara Jatim) - Belasan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu, menggelar aksi teatrikal tentang KPK-Polri untuk meminta Presiden Joko Widodo agar memihak rakyat. "Presiden jangan memihak korporasi dan politisi yang hanya mengincar kekuasaan," kata mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya Zaki Astofani dalam orasinya. Dalam aksi di depan Gedung Inspire Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, belasan mahasiswa mengenakan topeng cicak, buaya, banteng, badak, kambing hitam, tikus, katak, dan sebagainya. Semua "binatang" itu membawa tali yang dililitkan pada "cicak", lalu semuanya mengitari, sehingga tali itu semakin melilit "cicak" dari waktu ke waktu. Cicak itu membawa poster bertuliskan "Where Are You Mr President". "Itulah simbol KPK dan Polri yang diadu dan disandera oleh kepentingan korporasi dan politisi, sehingga Freeport pun diperpanjang dan koruptor BLBI pun melenggang bebas," katanya. Menurut aktivis IMM Jatim itu, KPK dan Polri sebagai penegak hukum itu harus dilindungi dan bukan diadu untuk kepentingan korporasi dan politisi yang hanya memikirkan kekuasaan dan bukan memikirkan rakyat. "Karena itu, kami menuntut Presiden untuk bersikap tegas dan sikap tegas itu harus memihak rakyat, bukan memihak korporasi atau politisi yang hanya mengincar kekuasaan. Kalau Presiden memihak rakyat, maka rakyat ada di belakangnya melawan korporasi dan politisi," katanya. Secara terpisah, pengamat politik Unair Aribowo MA berpendapat kalkulasi Presiden Jokowi dalam polemik KPK-Polri akan sangat menentukan kepercayaan masyarakat kepadanya. "Kalau kalkulasi dia keliru, maka kepercayaan masyarakat akan turun, tapi kalau kalkulasi dia tepat, maka masyarakat akan di belakangnya," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015